Wabah Corona di AS: 38 Juta Warga Nganggur, Puluhan Ribu Kelas Menengah Antre Makanan
Trump Ogah Lockdown
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tetap pada pendiriannya untuk tidak melakukan lockdown atau penutupan wilayah jika nantinya ada gelombang susulan wabah corona.
Hal itu disampaikannya saat dalam kunjungan ke Michigan, salah satu kawasan kunci pemilihan umum.
Ia pun dianggap menggunakan isu pembukaan lockdown ini sebagai upaya melambungkan namanya menjelang pemilihan umum pada November mendatang.
Trump juga mendesak perluasan pembukaan lockdown di Amerika Serikat karena peningkatan jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19.
“Kami melakukan hal yang benar, tapi sekarang saatnya bergerak. Kalian akan menghancurkan negara jika tidak melakukannya (membuka lockdown),” kata Trump sebagaimana dikutip AFP, Kamis (21/5).
Banyak pihak telah memperingatkan bahwa akan ada corona gelombang kedua. Namun, Trump mengambil keputusan yang berbeda dari yang diambil oleh kebanyakan negara lainnya.
“Kita akan memadamkan api (wabah corona). Kita tidak akan menutup negara ini,” kata Trump seperti dikutip dari CNBC, Kamis (21/5).
Pakar kesehatan, termasuk dalam sistem pemerintahan Donald Trump menyampaikan ada kemungkinan virus itu akan terus menyebar hingga musim gugur dan musim dingin. Para ahli juga berpendapat, virus corona bisa jadi lebih sulit untuk diperangi begitu musim flu dimulai.
Sejumlah pemimpin negara bagian di AS, telah melakukan pembatasan ketat baik kepada masyarakat juga unit-unit bisnis untuk memperlambat penyebaran virus corona. Namun karena merosotnya ekonomi AS sejak penerapan aturan social distancing, Trump dengan tegas menyerukan kepada negara-negara bagian itu untuk memulai membuka lagi wilayah mereka.
Kini sebanyak 50 negara bagian telah memulai tahap awal pelonggaran karantina wilayah alias lockdown, termasuk New York yang pusat pandemi COVID-19 di AS. Pembukaan karantina itu bahkan dilakukan ketika kasus infeksi virus terus meningkat di beberapa kawasan negara bagian itu.
red: shodiq ramadhan/dbs