MUDA

Wakil Rektor UIKA Sampaikan Pesan Ketakwaan dan Pentingnya Taaruf pada Mahasiswa Baru

Bogor (SI Online) – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Dakwah UIKA Bogor dan juga Sekretaris DKM Masjid Ibn Khaldun Dr Hambari, M.A., Ph.D menyampaikan pesan ketaatan dalam kegiatan masa taaruf mahasiswa baru. Pesan tersebut disampaikan usai pelaksanaan salat zuhur di Masjid Ibn Khaldun Bogor, Sabtu (20/9/2025).

Hambari mengangkat tema penting yang relevan dengan kehidupan, yaitu tentang taaruf (saling mengenal) dan ketakwaan, dengan merujuk pada Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13.

“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Dalam penjelasannya, ia menegaskan bahwa ayat ini menjadi fondasi penting bagi kehidupan sosial, terutama dalam konteks keberagaman manusia. Perbedaan suku, bangsa, bahasa, dan budaya bukanlah alasan untuk saling merendahkan atau membenci. Justru, perbedaan itu adalah anugerah Allah yang harus diwujudkan dengan ta’aruf — yaitu saling mengenal, memahami, dan menghargai.

Hambari mengatakan, taaruf bukan sekadar saling mengetahui nama atau asal-usul, tetapi lebih dalam dari itu — yaitu membangun hubungan sosial (muamalah) yang positif, mempererat tali ukhuwah, dan menciptakan suasana harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks kampus UIKA, taaruf sangat relevan dalam menyambut mahasiswa baru yang datang dari berbagai penjuru daerah dan mancanegara dengan latar belakang yang berbeda.

Dalam ayat tersebut, Allah juga menegaskan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh latar belakang suku atau bangsanya, melainkan oleh tingkat ketakwaannya. Maka dari itu, Hambari yang juga merupakan Ketua Panitia Taaruf dan Wawasan Kebangsaan 2025, mengaitkan pesan taaruf dengan nilai ketakwaan sebagai pondasi dalam membangun kehidupan kampus yang beradab dan berakhlak.

Tiga Karakter Orang Bertakwa

Untuk memperjelas makna ketakwaan, Hambari mengutip dari Surah Ali ‘Imran ayat 134, yang menjelaskan tiga karakter utama orang-orang yang bertakwa:

Pertama, mereka yang berinfak di waktu lapang maupun sempit. Implementasi dari sifat ini adalah menjadikan diri sebagai pribadi yang suka memberi, kontributif dan solutif. Mahasiswa bertakwa adalah mereka yang selalu siap memberi manfaat bagi orang lain, baik melalui ilmu, tenaga, ide, maupun materi. Dalam lingkungan kampus, hal ini berarti aktif dalam kegiatan akademik, kemahasiswaan, pengabdian masyarakat, dakwah, dan kolaborasi yang membangun.

Kedua, mereka yang menahan amarah. Sifat ini mencerminkan pribadi yang tidak mudah terbawa emosi. Dalam interaksi sehari-hari di kampus, akan ada perbedaan pendapat atau dinamika. Namun, mahasiswa sebagai pribadi yang bertakwa tidak mudah terpancing untuk marah, menyakiti orang lain atau melakukan tindakan yang kontraproduktif. Mereka memiliki kontrol diri yang baik dan mampu menyikapi persoalan dengan bijaksana dan hikmah.

Ketiga, mereka yang memaafkan kesalahan orang lain. Ini adalah puncak dari akhlak mulia yaitu: memaafkan. Implementasi nyatanya adalah menjadi pribadi yang mudah memaafkan, menghargai orang lain, mengapresiasi kelebihan, dan mengoreksi kekurangan dengan cara yang santun dan hikmah. Ini sangat penting dalam kehidupan kampus, di mana kerjasama tim, komunikasi antar mahasiswa dan dosen, serta toleransi sangat dibutuhkan.

Dengan memahami tiga karakter ini, mahasiswa UIKA diharapkan dapat menjadikan kampus sebagai wadah pembentukan karakter takwa, bukan hanya sebagai tempat mencari gelar akademik.

Selain menyampaikan pesan keislaman, Hambari juga menyinggung pelaksanaan Taaruf dan Wawasan Kebangsaan 2025 bagi mahasiswa baru Universitas Ibn Khaldun Bogor, yang akan berlangsung pada tanggal 22-25 September 2025. Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang diatur oleh Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Hambari mengajak seluruh civitas akademika UIKA, mulai dari para dosen, tenaga kependidikan, hingga seluruh mahasiswa, untuk bersama-sama menyukseskan agenda tahunan tersebut. Menurutnya, ta’aruf tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi harus menjadi pengalaman awal yang membentuk kepribadian, identitas dan karakter mahasiswa baru sesuai nilai-nilai keislaman dan Pancasila.

Ia menekankan pentingnya memberikan sambutan terbaik, baik dari segi pelayanan, informasi, hingga pendampingan. Para mahasiswa baru perlu disambut dengan akhlak islami yang ramah, bersahabat, dan edukatif. Tidak boleh ada praktik perpeloncoan, kekerasan, atau perlakuan yang merendahkan martabat. Semua kegiatan harus sesuai dengan panduan resmi pemerintah, dan nilai-nilai Islam yang menjadi ruh utama UIKA. [ ]

Artikel Terkait

Back to top button