NASIONAL

Walkot Jaksel: Saya Jadi Wali Kota Memulai dari Ibtidaiyah, Kuliah di Madinah

Jakarta (SI Online) – Wali Kota Jakarta Selatan H Marullah Matali, Lc.,M.Ag hadir dalam pelantikan pengurus Badan Pekerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kader Mubaligh Indonesia DPP Bakomubin. Kehadiran Wali Kota putra Betawi itu menggantikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berhalangan hadir.

Sebagai informasi, Marullah adalah salah satu dari empat putra Betawi yang dilantik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Wali Kota pada 5 Juli 2018 lalu. Selain Marullah yang menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Selatan, tiga putra Betawi lainnya Rustam Efendi sebagai Wali Kota Jakarta Barat, M Anwar sebagai Wali Kota Jakarta Timur dan Bayu Meghantara sebagai Wali Kota Jakarta Pusat.

Khusus Marullah, selain dia putra Betawi, ia juga seorang mubaligh. Pendidikannya ditempuh dari Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah hingga kuliah di Universtas Islam Madinah. Karena itu ia menyandang gelar Lc (Licence). Selanjutnya ia kuliah lagi dan menyandang gelar Magister Agama (M.Ag).

“Saya jadi wali kota ini memulai dari madrasah ibtidaiyah, tsnawiyah, hingga kuliah di Madinah. Saya bukan lulusan STPDN,” kata Marullah saat bercerita tentang dirinya dalam pidato pelantikan Badan Pekerja Pusdiklat Mubaligh Indonesia DPP Bakomubin di Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan, Sabtu siang 15 September 2018.

Karena latar belakang pendidikannya, Marullah mengakui dirinya tidak pernah bermimpi menjadi wali kota. Menurutnya, dengan gelar Lc yang disandang, paling maksimal akan menjabat sebagai Lurah di kawasan Ciputat.

“Saya tidak pernah mimpi jadi wali kota. Jadi camat saja belum tentu mimpi. (Ternyata) Allah memberi sesuatu di luar mimpi saya. Sebab banyak ahli-ahli pemerintahan di pemprov,” kata dia.

Karena itu Marullah memotivasi para santri Pesantren Darunnajah dan pengurus Bakomubin yang hadir, untuk memiliki semangat yang tinggi di manapun berada. Yang penting, kata dia, keberadaan kita memiliki manfaat.

“Allah tidak mendikotomikan ilmu agama dan umum. Banyak ulama yang ahli ilmu sains. Ulama itu bukan yang nguasai ilmu tafsir thok (saja, red), ilmu hadits, ilmu ushul, sharaf, nahwu, tapi menguasai semua ilmu dari Allah,” pungkasnya.

Red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button