Warga Gaza Derita Kelaparan, Bantuan Internasional Tidak Cukup
Youssef Fares, seorang jurnalis dari Jabalia di utara, mengatakan barang-barang kebutuhan pokok seperti tepung sekarang sangat sulit ditemukan sehingga harganya naik 50 hingga 100 kali lipat dibandingkan sebelum perang.
“Pagi ini saya pergi mencari sepotong roti dan tidak menemukannya. Yang tersisa di pasar hanyalah permen untuk anak-anak dan beberapa kaleng kacang-kacangan, yang harganya sudah naik 50 kali lipat,” tulisnya dalam sebuah unggahan harian di Facebook.
“Saya melihat seseorang menyembelih seekor keledai untuk diberikan kepada ratusan anggota keluarganya,” katanya, menambahkan.
Semua truk bantuan memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir, tetapi terhambat karena ada pemeriksaan oleh pihak Israel.
Sejak pengiriman dimulai pada 20 Oktober, inspeksi telah dilakukan di penyeberangan Nitzana antara Israel dan Mesir. Keadaan itu memaksa truk-truk untuk memutar dari Rafah ke Nitzana dan sebaliknya sehingga menyebabkan kemacetan.
Pejabat PBB mengatakan 152 truk bantuan telah memasuki Gaza pada Rabu (13/12).
Jumlah itu naik dari sekitar 100 truk sehari sebelumnya, tetapi hanya sebagian kecil dari jumlah yang sebenarnya dibutuhkan untuk mengatasi bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
PBB menyerukan kepada Israel untuk mengizinkan truk-truk langsung masuk ke Gaza melalui Kerem Shalom daripada memaksa mereka kembali ke Rafah.
Seorang pejabat senior PBB yang mengetahui masalah pengiriman bantuan mengatakan Israel sebenarnya bisa membuat perbedaan yang signifikan dengan membiarkan truk melewati Kerem Shalom, namun entitas Zionis itu memilih untuk tidak membiarkan bantuan truk melewatinya.[]
Sumber: Reuters