SUARA PEMBACA

Waspada, Konten LGBTQ+ Menyasar Anak!

Selain itu, pengrusakan generasi yang gencar terjadi juga membuktikan bahwa sistem kapitalisme-liberalisme bukanlah tempat yang layak untuk mencetak generasi terbaik negeri ini. Alih-alih mampu menjaga generasi sesuai fitrahnya, sistem ini justru terus menggiring generasi ke dalam belenggu kebebasan ala kaum LGBTQ+.

Sesungguhnya, generasi terbaik niscaya hanya lahir dalam naungan sistem yang mampu menjaga fitrah manusia. Sebuah sistem yang didesain secara khas dan unik oleh Al-Khaliq Al-Mudabbir. Sebuah sistem yang tidak hanya sejalan dengan fitrah, tetapi juga memuaskan akal dan menenteramkan hati. Sehingga siapa pun yang berada di dalam naungannya akan merasa aman, sejahtera, dan tenteram. Sistem ini tidak lain adalah sistem Islam.

Dalam paradigma Islam, menjaga generasi bukanlah tanggung jawab orang tua dan keluarga saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab negara. Sebab, negaralah yang memiliki kewenangan dalam melahirkan regulasi yang mengikat di tengah masyarakat, termasuk dalam regulasi media massa.

Untuk itu, dalam sudut pandang politik media Islam, negara sejatinya memiliki peran sentral sebagai perisai. Artinya, negara menjadikan media massa sebagai benteng dari bahan ejekan dan hinaan yang menyasar ajaran Islam, serta menjadi penyaring dan pencerah bagi beragam informasi yang rusak dan merusak pemahaman umat. Media massa juga menjadi corong informasi Islam baik di dalam maupun di luar negeri. Inilah peran hakiki media massa sebagai pelayan ideologi Islam.

Jelas, peran ini sangat kontras dengan peran media massa dalam naungan kapitalisme-liberalisme. Media massa hari ini sukses menjadikan generasi menjadi pemuja kebebasan. Meracuni akal. Merusak fitrah. Menggiring generasi ke jurang kehancurannya. Alhasil, tidakkah kita mendambakan tatanan kehidupan yang mampu menjaga akal dan fitrah generasi terbaik kita? Wallahu’alam bishshawab.

Jannatu Naflah, Praktisi Pendidikan

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button