TELADAN

Waspadai Tipu Daya Kaum Yahudi

Selamanya, kaum Yahudi akan terus menerus memecah belah umat Islam dengan segala kelicikannya.

Kaum Yahudi tak akan pernah senang melihat umat Islam rukun, akrab, bersatu dan kuat. Mereka akan selalu berusaha membuat makar untuk menghancurkan barisan umat Islam yang kokoh itu. Upaya pecah belah itu kini menggunakan gagasan-gagasan seperti nasionalisme, negara bangsa (nation state), demokrasi, sosialisme, dan isme-isme lainnya.

Di Madinah, saat Rasulullah Saw masih hidup di tengah-tengah para sahabat, tipu daya kaum Yahudi itu sudah dilakukan. Mereka tak mau melihat umat Islam kala itu bersatu, maka dibangkitkanlah slogan-slogan jahiliyah yang akhirnya membuat Suku Aus dan Khazraj hampir-hampir kembali mengangkat pedang. Adalah seorang tokoh Yahudi, Syais bin Qais yang melakukan operasi pecah belah itu.

Ibnu Ishaq menuturkan, “Syais bin Qais adalah seorang tokoh Yahudi yang sudah tua renta dan sekaligus pemimpin kekufuran. Dia sangat membenci dan mendengki orang-orang muslim. Suatu kali dia melewati beberapa sahabat dari Aus dan Khazraj yang sedang berkumpul dan berbincang-bincang dalam suatu majelis. Dia menjdi meradang karena melihat kerukunan, persatuan dan keakraban di atara sesama mereka karena Islam. Pada masa jahiliyah Aus dan Khazraj selalu bermusuhan.”

Dia berkata sendiri, “Ada beberapa orang dari Bani Qailah yang berhimpun di tempat ini. Tidak, demi Allah, kami tidak boleh membiarkan mereka bersatu padu.” Lalu ia berkata kepada seorang pemuda Yahudi yang disuruhnya, “Hampirilah orang-orang itu dan duduklah bersama mereka. Kemudian ungkit kembali perang Bu’ats yang pernah mereka alami. Lantunkan juga syair-syair yang pernah mereka ucapkan secara berbalas-balas pada saat itu!”

Pemuda itu pun melakukan apa yang diperintahkan Syas. Akibatnya mereka saling berdebat dan saling membanggakan diri, hingga ada dua orang melompat bangkit dan adu mulut secara sengit. Salah seorang di antara keduanya berkata kepada yang lain, “Jika memang kalian menghendaki, saat ini pula kami menghidupkan kembali akar-akar peperangan di antara kita.”

Atas provokasi itu kedua belah pihak -Aus dan Khazraj- ikut terpancing lalu masing-masing mengambil senjatanya, dan hampir saja terjadi adu fisik.

Rasulullah Saw yang mendengar kejadian ini segera beranjak pergi beserta beberapa sahabat dari Muhajirin dan menemui mereka. Beliau bersabda, “Wahai semua orang muslim, Allah, Allah….! Apakah masih ada seruan-seruan jahiliyah, padahal aku ada di tengah-tengah kalian, setelah Allah menunjuki kalian untuk memeluk Islam, memuliakan kalian, memutuskan urusan jahiliyah dari kalian, menyelamatkan kalian dari kekufuran dan menyatukan hati kalian dengan Islam?.”

Mereka pun sadar bahwa kejadian ini merupakan bisikan setan dan tipu daya mereka. Akhirnya mereka menangis sesenggukan, orang-orang Aus berpelukan dengan orang-orang Khazraj, lalu mereka beranjak meninggalkan tempat itu beserta Rasulullah Saw. Mereka semakin taat dan patuh kepada beliau, karena Allah telah memadamkan tipu daya musuh Allah, Syais bin Qais.

Ini suatu gambaran dari orang-orang Yahudi untuk membangkitkan keresahan dan keguncangan di kalangan orang-orang muslim. Mereka ingin memasang di hadapan dakwah Islam. Memang mereka mempunyai banyak cara untuk memuluskan rencana semacam ini. Mereka menyebar isu-isu dusta, menyatakan iman pada pagi hari dan kufur pada sore harinya, dengan tujuan untuk menanamkan benih keragu-raguan di dalam hati orang-orang yang lemah. Mereka juga mempersulit kehidupan orang-orang mukmin yang mempunyai hubungan materiil dengan mereka. Jika ada orang mukmin berhutang pada mereka, maka mereka menagihnya siang dan malam. Jika mempunyai tanggungan terhadap orang mukmin, maka mereka memanipulasi sebagian tanggungan itu dengan cara yang batil atau tidak mau membayarkanya sama sekali. Dalam hal ini mereka berkata, “Kami akan membayar hutang kami selagi kami masih berada pada agama bapak-bapak kami. Tetapi setelah mereka keluar dari agama mereka, maka kami tidak ada kewajiban untuk melunasinya.”

Mereka berbuat seperti itu sebelum meletus perang Badar, sekalipun telah dikukuhkan perjanjian dengan Rasulullah Saw. Sementara beliau dan para sahabat selalu bersabar menghadapi semua itu, karena mereka mempunyai komitmen untuk menjaga keamanan dan perdamaian di wilayah Madinah.

Begitulah watak kaum Yahudi. Tak henti-hentinya mereka membuat makar untuk menghancurkan kaum Muslimin. Menghadapi even-even politik di negeri ini, umat Islam juga harus meningkatkan kewaspadaan. Sebab kaum Yahudi akan gentayangan untuk memecah belah umat dengan slogan-slogan fanatisme kepartaian. Bila umat terlena, mereka akan terpecah hingga sulit bersatu. Akibatnya, kemenangan akan direbut oleh orang-orang yang menghamba dan menurut perintah kaum Yahudi. Waspadalah tipu daya mereka.

Shodiq Ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button