#Bebaskan PalestinaINTERNASIONAL

WHO Puji Penanganan Gaza Atasi Corona

Gaza (SI Online) – Abdel Nasser Subh, Direktur Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jalur Gaza, menyebut langkah-langkah yang diambil oleh Departemen Kesehatan dan lembaga pemerintah di Jalur Gaza untuk menghadapi virus Covid 19 (Corona) sebagai langkah yang “berhasil”. Dia menegaskan bahwa masyarakat internal di Jalur Gaza bebas dari penyebaran virus Corona.

Abdel Nasser Subh menegaskan bahwa Jalur Gaza sampai saat ini aman. Dia menyatakan WHO terus memantau situasi secara internal di Jalur Gaza, juga terkait prosedur Kementerian Kesehatan mengenai karantina, pemeriksaan, kesiapan, dan kondisi di rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan.

“Langkah-langkah yang diambil di Jalur Gaza sudah baik. Sejauh saat ini telah berhasil melindungi masyarakat dari dalam. Terutama langkah-langkah yang diambil pada tingkat penyeberangan dan karantina untuk mereka yang masuk ke Jalur Gaza.” ujar Abdel dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Kamis (26/3/2020).

Terkait dengan dua kasus positif yang ditemukan dalam karantina, dia menegaskan bahwa hal itu tidak menimbulkan ancaman bagi Jalur Gaza. “Dua kasus ini dari luar (belum masuk Gaza). Kasus ini bukan berasal dari dalam masyarakat Gaza. Kasus ini datang bersama orang-orang yang bepergian ke tempat-tempat di mana virus itu tersebar. Dengan demikian bukan merupakan bahaya bagi masyakat di dalam Jalur Gaza.” ungkapnya.

Kemampuan harus dikembangkan

Mengenai potensi dan kemampuan yang ada di Jalur Gaza dalam menangani wabah ini, dia menjelaskan bahwa mungkin saja dilakukan tes terkait dengan virus Corona melalui alat dan bahan kimia yang diperlukan untuk melakukan tes. Dia menegaskan bahwa sampai saat ini cukup untuk memeriksa sekitar 300 kasus.

Dia menyatakan bahwa Gaza memiliki rumah sakit lapangan di perlintasan penyeberangan Rafah, yang berisi 40 tempat tidur, termasuk 6 untuk perawatan intensif. Di rumah sakit ini, dua orang yang ditemukan positif korona sedang dikarantina.

Menurutnya, salah satu kesenjangan yang dialami Jalur Gaza adalah kurangnya tempat perawatan intensif dan respirator yang cukup untuk ratusan kasus jika ada terjadi di Jalur Gaza. Dia menegaskan, bahwa Jalur Gaza hanya memiliki kemampuan untuk menangani 100 kasus saja.

Dia menambahkan, “Jika ada 500 atau 1.000 kasus, maka dibutuhkan respirator dan tempat perawatan intensif dalam jumlah yang cukup, dan ini tidak tersedia. Karena itu Jalur Gaza akan menghadapi tantangan dalam menghadapi korona ini.”

Abdel mengatakan bahwa WHO akan memasok kebutuhan ini untuk membantu pemeriksaan lebih dari seribu sampel jika diperlukan. Dia kembali menegaskan bahwa belum ada satu kasus pun di dalam Jalur Gaza.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button