Yahudi, Bangsa Pembangkang yang Terusir
Tak memerlukan waktu lama ternyata mimpi tersebut mendapat kesempatan untuk diwujudkan. Pada Desember 1922 Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) yaitu cikal bakal PBB (United Nations) memberikan landasan yudisial yang lebih kuat bagi Inggris dengan memberikan mandat pengaturan wilayah Palestina (Mandate for Palestine).
Maka segera setelah itu eksodus kaum Yahudi pun masif dilakukan ke Palestina. Sedikitnya tercatat 1,3 juta kaum Yahudi bermigrasi dari seluruh dunia ke tanah Palestina saat itu. Akibatnya kaum Muslimin di Palestina menjadi stateless (tidak memiliki negara dan hak asasi manusia). Mereka diusir dan dibunuh tanpa ada pembelaan dari siapapun.
Puncaknya adalah pada 29 November 1947 saat PBB mengumumkan persetujuan berdirinya negara Israel yang diamini oleh Amerika Serikat. Keputusan PBB bahwa wilayah Israel yaitu meliputi 55% tanah Palestina. Sementara untuk rakyat Palestina sendiri adalah sisanya.
Deklarasi pendirian negara Israel dilanjutkan dengan diangkatnya Perdana Menteri pertama Israel, David Ben-Gurion. Ia kemudian segera melakukan pengusiran dan pembunuhan lebih besar lagi kepada kaum Muslimin di Palestina. Sejak saat itulah Bangsa Yahudi yang selama ini terusir berusaha mengusir pemilik asli tanah Palestina dan menempati tanah yang sejatinya bukan miliknya hingga saat ini. []
Dewi Purnasari, Aktivis Dakwah Politik, Tinggal di Kab. Bogor