NASIONAL

Yahya Staquf Anggota Wantimpres, Mengapa tak Hormati UUD 1945?

Jakarta (SI Online) – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menilai keberangkatan Yahya Cholil Staquf ke Israel tidak sesuai dengan mukadimah bangsa Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.

“Saudara Staquf tak mencerminkan sikap politiknya sesuai sikap politik bangsa Indonesia, sesuai mukadimah bangsa Indonesia,” kata Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Rabu 13/6/2018, seperti dilansir Republika.co.id.

Ia mengatakan, berdasarkan falsafah dan konstitusi Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Namun, Staquf yang merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) malah mengunjungi Yerusalem yang merupakan daerah jajahan Israel. “Beliau kan anggota Watimpres, kenapa tidak menghormati apa yang dikatakan oleh Pembukaan UUD 1945,” ujar Sekjen MUI Pusat itu.

Anwar menilai terdapat sejumlah implikasi atas sikap Staquf. Pertama, secara tidak langsung Staquf mengakui daerah jajahan tersebut adalah bagian dari Israel. Kedua, kehadiran Staquf menyakiti hati rakyat Palestina yang selama ini berjuang melawan penjajahan Israel. Ketiga, sikap Staquf menyakiti sebagaian besar umat Islam Indonesia. Keempat, langkahnya tak sejalan dengan mukadimah Pembukaan UUD 1945.

Anwar juga menilai, pernyataan Staquf bahwa keberangkatannya tidak mewakili Pemerintah Indonesia maupun PBNU tidak bisa dibenarkan. Sebab, jabatan anggota Watimpres sudah melekat pada Staquf.

“Bagi saya, kepergian dia sangat menggangu pemerintah Jokowi (Joko Widodo). Sangat mencederai apa yang dilakukan pemerintah,” tutur dia.

Anwar mengaku sempat bertemu dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia dalam suatu acara. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, Dubes Palestina menyebut banyak rakyat Palestina yang kecewa atas keberangkatan Staquf memenuhi undangan Israel. Apalagi, ia melanjutkan, pertemuan tersebut berlangsung di Yerusalem yang menjadi daerah sengketa antara Palestina dan Israel.

red: farah abdillah
sumber: republika.co.id

Artikel Terkait

Back to top button