Yang Penting Presidennya Anies, Soal Wapres Nomor 9…
Budaya kronisma sangat tinggi sampai dalam pemilihan rektor, dekan dan sebagainya yang mengandalkan kabel bukan atas dasar kelayakan.
Bahkan seorang kawan dosen di Aceh mengistilahkan “mau kiamat” dengan budaya kronisma ini.
Untuk itu dari awal kita ingatkan Anies supaya waspada terhadap budaya buruk ini karena ianya adalah musuh perubahan, penghalang cita-citra hijrah ke arah kehidupan bernegara yang lebih baik sesungguhnya.
Budaya seperti di atas bertolak belakang dengan ormas Muhammadiyah tempat saya berjuang sekarang yang agak lebih profesional mengurus secara good governance.
Bahkan pernah seorang Menteri dari Muhammadiyah yang mengeluh karena selama dia menjadi Menteri tidak ada satupun proposal permohonan bantuan datang dari orang Muhammadiyah katanya.
Nepotisme dan kronisme ini adalah musuh utama reformasi 1998, penghalang kemajuan negara dan tidak akan ditemukan dalam negara maju dan perusahaan yang besar di negara manapun di dunia. Bahkan Hadis Nabi menyebutkan Allah melaknat mereka yang kronisma.
Almamater tempat saya belajar S2 dan S3 sebagai Universitas tertua dan terbaik di Malaysia yang sekarang rangking 65 terbaik di dunia tidak ada seorang pun staffnya yang memiliki bin dan binti yang sama.
Inilah alasan utamanya mengapa perusahaan Cina susah go Internatonal karena dimonopoly oleh keluarga.
Dan mengapa perusahaan besar dunia ada dimana-mana karena ia tidak dikelola dan dimonopoli oleh keluarga walaupun namanya menggunakan nama keluarga seperti kepunyaan McDonal, Honda, Suzuki, Kawasaki, Yamaha sebagainya.
Mengapa demikian? karena sebuah negara dan institusi, perusahaan apapun tidak akan pernah maju jika kronisma menjadi budaya di dalamnya.
Masih ingatkan, dulu waktu 1998 kita para mahasiswa pernah bersatu memerangi KKN ini. Korupsi, Kolusi, Nepotisme. []
Afriadi Sanusi, Ph.D. Doktor bidang politik Islam Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia.