Yudian BPIP Ralat Pendapatnya tentang Agama dan Pancasila
Jakarta (SI Online) – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Dalam kesempatan itu, secara resmi ia meralat pernyataannya soal hubungan Pancasila dan agama. Seperti apa ralatnya?
Menurut Yudian, agama memang tidak bertentangan dengan sila-sila Pancasila karena agama justru mengisi nilai-nilai dasar dalam Pancasila.
“Jadi saya ulang bahwa saya meralat pendapat saya. Jadi Pancasila tidak mengisi agama, agama yang mengisi Pancasila,” ujar Yudian, di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta.
Namun, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengatakan ada cara beragama yang dikonsep dengan ekstrem. Mereka yang mengonsep agama dengan cara yang ekstrem secara sepihak itu yang menjadi musuh Pancasila.
Yudian ingin mengingatkan bahwa BPIP harus menjaga bangsa Indonesia tetap memegang teguh nilai-nilai dasar Pancasila termasuk di dalamnya ada nilai-nilai agama tadi, supaya nilai-nilai dasar ini tidak menjadi laknat.
“Sebab jika tidak kita kelola dengan baik ini akan menjadi laknat, itu maksudnya agama jadi musuh kalau ada orang-orang beragama menggunakan agama secara sepihak, secara ekstrem. Ini menjadi musuh ini yang dimaksudkan. Jadi tujuan saya ke sana sebenarnya,” kata Yudian.
Ia pun meminta maaf apabila perkataannya disalahartikan karena ia merasa mungkin gaya bicaranya masih menggunakan gaya bicara akademisi.
Dia berjanji akan mengurangi penjelasan-penjelasan bernada akademis tersebut di depan publik supaya tidak membuat timbul kontroversi.
“Ya saya berjanji ini. Jadi tidak akan ada lagi nanti kontroversi saya sebagai pribadi, yang itu atas nama BPIP. Mungkin kalau saya menguji disertasi itu terbatas di ruang, Insyaallah seperti itu,” ujar dia.
Yudian pun akan menahan diri mengeluarkan pernyataan ke media massa dan memakai Hubungan Masyarakat (Humas) untuk menyaring pernyataan-pernyataan terkait program kerja yang akan diberikan ke media massa melalui keterangan pers (press release).
“Saya mulai menahan diri, kalau ada press release akan diedit dulu oleh tim. Untuk yang lain-lain, program kerja, monggo. Jadi nanti Insyaallah seperti yang saya sampaikan, saya sudah mulai tidak bicara di depan publik seperti saran pada umumnya hari ini,” ujar dia.
Yudian menegaskan tidak akan lagi membuat pernyataan resmi secara pribadi mengatasnamakan lembaganya di depan media, namun akan memakai Humas.
“Jadi pribadi saya sudah tidak lagi akan di depan lembaga. Ini saya sampaikan dengan tegas,” ujar Yudian.
sumber: ANTARA