Yuk, Perbaiki Shalat Kita
Itulah keutamaan membaca Al-Qur’an di dalam shalat. Begitu juga doa, bacaan zikir tasbih, tahmid,takbir dalam shalat itu lebih afdhal dibanding membacanya diluar shalat. Oleh karena itu saat shalat kita jangan tergesa-gesa sehingga ada bacaan shalat yang tidak sempat dibaca.
1. Khusyuk dalam Shalat
Agar kita benar-benar dapat merasakan ‘dzauq’ atau kenikmatan berkomunikasi dengan Allah SWT dalam shalat, tentu kita harus benar-benar khusyuk dalam shalat.
Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala memuji orang-orang yang khusyuk dalam shalat mereka, Allah SWT berfirman ;
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun 1-2).
Syekh As-Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat di atas:
والخشوع في الصلاة: هو حضور القلب بين يدي الله تعالى، مستحضرا لقربه، فيسكن لذلك قلبه، وتطمئن نفسه، وتسكن حركاته، ويقل التفاته، متأدبا بين يدي ربه، مستحضرا جميع ما يقوله ويفعله في صلاته، من أول صلاته إلى آخرها، فتنتفي بذلك الوساوس والأفكار الردية، وهذا روح الصلاة، والمقصود منها، وهو الذي يكتب للعبد، فالصلاة التي لا خشوع فيها ولا حضور قلب، وإن كانت مجزئة مثابا عليها، فإن الثواب على حسب ما يعقل القلب منها.
“Khusyuk dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta’ala, menghayati kedekatan dengan-Nya, hingga tentram hatinya karenanya, tenang jiwa dan gerakannya, tidak banyak mengingat sesuatu di luar urusan shalat, beradab di hadapan Rabb-nya, menghayati seluruh apa yang ia ucapkan dan lakukan dalam shalatnya, dari awal hingga selesai shalatnya, sehingga hilang was-was (bisikan syaitan) dan berbagai pikiran yang jelek. Inilah ruh dan maksud shalat. Shalat yang seperti inilah yang ditulis pahalanya bagi seorang hamba. Jadi shalat yang tidak ada kekhusyukan dan tidak ada pula kehadiran hati -walaupun shalat seperti itu sah dan diberi pahala (pelakunya)- namun sesungguhnya pahala shalat itu sesuai dengan kehadiran hati di dalam mengerjakannya.” (Tafsir As-Sa’di, hal. 637).
Jadi khusyuk dalam shalat itu ada dua yaitu khusyuk dalam hati dan khusyuk badannya.
Inilah khusyuk yang merupakan ruh dan maksud shalat. Namun, tidaklah bisa khusyuk anggota tubuh kita kecuali jika khusyuk hati kita, karena kekhusyukan hati adalah pokok/dasar kekhusyukan badan.
Oleh karena itu, ketika seorang imam Tabi’in, Sa’id bin Musayyib rahimahullah melihat ada seseorang yang berbuat sia-sia dalam shalatnya, beliau berkata: