DAERAH

Ziarah ke Makam Kyai Ma’shum, Prabowo Disambut Takbir dan Shalawat

Bondowoso (SI Online) – Calon Presiden Prabowo Subianto berziarah ke makam salah satu ulama kharismatik Bondowoso yang juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Al-Islah Bondowoso, Jawa Timur, KH Muhammad Ma’shum, Sabtu (24/11/2018) pekan lalu.

Capres nomor urut 02 bersama rombongan ini tiba sekitar pukul 15.50 WIB di Kompleks Pesantren Al-Ishlah yang ternyata sudah dinanti oleh keluarrga, santri dan warga sekitar pesantren. Kedatangan Ketua Umum Partai Gerindra itu disambut teriakan takbir oleh ratusan santri.

“Alhamdulillah kita berkumpul pada sore hari ini dalam keadaan sehat walafiat,” kata Prabowo.

Tak luput Prabowo juga berterima kasih atas sambutan khusus yang diberikan oleh keluarga KH Muhammad Maksum dan para pengurus serta santri Pondok Pesantren Al-Ishlah yang telah menerimanya dengan baik.

“Saya beserta rombongan berterima kasih yang sebesar-besarnya yang menerima kami kepada keluarga KH Muhammad Ma’shum. Maaf saya baru berkesempatan hari ini ziarah ke makam guru kita, tapi meskipun jauh secara fisik saya dekat secara batin dengan keluarga KH Muhammad Ma’shum,” ungkapnya.

Usia berdialog bersama keluarga KH Ma’shum dan pengurus Ponpes Al-Ishlah, Prabowo beserta rombongan didampingi oleh pihak keluarga dan pengurus ponpes langsung melakukan ziarah.

Doa dan shalawat pun dipanjatkan untuk ulama kharismatik Bondowoso tersebut. Usai ziarah, Prabowo disambut lantunan hadroh dan salawat nabi oleh para santri.

Sebagai informasi pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur, KH Muhammad Ma’shum meninggal dunia pada Kamis 13 September 2018 pukul 14.30 WIB di Rumah Sakit Siloam Surabaya.

Kyai Ma’shum selama ini telah menderita penyakit kanker stadium empat. Beberapa kali ia dirawat di rumah sakit di Surabaya. Meski demikian, penyakit itu tidak membuatnya berhenti berjuang. Ia aktif dalam aksi 212. Dalam reuni Aksi 212, Desember 2017 lalu, Kyai Ma’shum bahkan menyampaikan orasi dan membacakan pantunnya.

Kereta api dinamakan sepur
Di atas sepur ada kondektur
Dari pada mati di atas kasur
Lebih baik mati di medan tempur

Ulama, guru dan ayah ideologis bagi para santri-santrinya di Pesantren Al Ishlah ini wafat dengan meninggalkan 11 anak dan 25 cucu serta ribuan santri.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button