Zionis Tangkap Wanita Turki, Pemerintah Erdogan Marah
Al-Quds (SI Online) – Aparat keamanan Israel menangkap dan menahan seorang turis perempuan asal Turki, atas tuduhan menyelundupkan uang dan paket bantuan untuk Hamas. Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan marah dan mengancam akan membalas tindakan Tel Aviv.
Ebru Ozkan, 27, ditangkap dan ditahan sejak bulan lalu ketika mencoba naik pesawat di Tel Aviv. Salah satu dakwaan yang dihadapinya adalah menyelundupkan lima botol parfum. Pengecaranya mengejek dakwaan itu karena hal sepele dan menuntut agar perempuan itu dibebaskan.
Kasus ini semakin memperkeruh hubungan antara Israel dan Turki, dua negara yang sama-sama sekutu Amerika Serikat (AS). Kedua negara pernag menikmati hubungan persahabatan, tetapi berselisih dalam beberapa tahun terakhir ketika Presiden Erdogan memantapkan kekuasaannya di Turki.
Ozkan telah dibawa ke pengadilan militer Israel, yang berbatasan dengan Tepi Barat. Dia didakwa atas dua tuduhan yang terkait tindakannya untuk melayani kelompok terlarang, yakni Hamas Palestina. Salah satu tuduhan adalah Ozkan mentransfer uang untuk agen musuh.
Jika terbukti, dia bisa menghadapi penjara beberapa tahun di Israel. Jaksa juga menuduh Ozkan membawa barang-barang lain yang diselundupkan, yakni lima botol farfum yang hendak dijual dan dananya dikumpulkan untuk Hamas.
Menanggapi tuduhan itu, pengacaranya, Omara Khamaisi, mengatakan kepada Reuters di luar pengadilan; “Ayolah, apakah ini benar?”.
“Saya pikir dalam kasus ini keputusan akhirnya akan menjadi sesuatu yang berani untuk membebaskannya, saya berharap,” ujarnya, yang dilansir Senin (9/7/2018).
Khamaisi mengatakan penasihat hukum telah ditolak untuk menemui Ozkan. Dia belum diinterogasi, namun sudah ditahan.
Dakwaan itu tidak memberikan secara spesifik tentang di mana dugaan pelanggaran terjadi. Khamaisi mengatakan Ozkan telah menghabiskan tiga hari di Yerusalem selama dia tinggal.
Tidak ada komentar dari Hamas, faksi Palestina yang mengontrol Jalur Gaza. Hamas telah diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh Israel dan Barat, tetapi tidak oleh Turki yang merupakan anggota NATO.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebut Ozkan dengan sebutan “saudari kita”. “Israel mengambil tindakan jera terhadap warga kami yang melakukan perjalanan ke Yerusalem,” katanya.
“Namun, kami akan membalasnya. Hubungan kita akan normal ketika Israel menghentikan kebijakan tidak manusiawi,” imbuh dia tanpa merinci pembalasan yang dia maksud.
Jumlah Muslim hanya sebagian kecil dari turis yang masuk ke Israel. Pada 2016, sebagian besar dari mereka, sekitar 100.000 orang, berasal dari Turki.
sumber: reuters/sindo