Terpincut Sepeningggal Syekh Ali
Saya tidak tahu, rasa untuk menulisnya, rasa ingin tetap membahas dirinya menggebu di dalam jiwa. Padahal saya tidak pernah bertemu pun tahu ala kadarnya. Sekilas tahu semasa hidupnya, atasan ia nongol di layar kaca, di RCTI.
Dengan pembawa acara penuh wibawa dengan nada cinta. Senyum tak sirna dari wajah teduhnya. Tak hanya itu, di acara Damai Indonesiaku sepekan sekali hadir menyirami nusantara dengan ghirah keimanan.
Bahkan setiap Ramadhan tepat sekali, tak ketinggalan di kultum menjelang magrib. Begitu sibuk dirinya. Masih juga menyempatkan meng-khatamkan tiga hari sekali Al-Qur’an, sebulan sepuluh kali.
Belum lagi membagi waktu dengan madunya, dengan anak tercintanya, dengan yayasan Al-Qur’an-nya, dengan segala orang terdekat juga hal lain pastinya.
Betapa sibuk dan lelah dirinya. Tapi tetap saja, sosoknya lembut pada istrinya. Rela mengalah tidak memegang hape dua tahun demi menentramkan hati bidadarinya. Pada anaknya, dapat kita tengok di laman YouTube, betapa amat cinta dan beri … ya Allah, betapa saya baru tersadar!
Kalau Ummul Mukminin ditanyai seperti apa akhlak Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallama, maka dengan penuh cinta ucapan: akhlah Rasul itu Al-Qur’an!
Betapa berdebar jiwa yang penuh iman mendengarnya.
Begitu pula kita memandang akhlak mendiang Syekh Ali Jaber, kita temukan itu bukan pencitraan belaka. Ingatan ingatan kita saat dirinya ditusuk oleh seorang pemuda di Lampung, dirinya sangat tenang, parasnya tetap hangat menampilkan cinta. Ia tepis dan himbau semua agar memperlakukan dengan akhlak Al-Qur’an. Ya Allah hamba bersaksi dirinya orang baik!
Perhatian dirinya pada para kaum difabel mengagumkan. Dengan para tim berikhtir membuat Al-Qur’an Braile digital untuk meringankan juga memudahkan saudara kita, begitu kata Syeikh, menghafal Al-Qur’an.
Dirinya sangat salut dengan mereka dengan kondisi demikian tapi minatnya tinggi untuk menghafal dan memahami kalam suci itu. Atas hasil jerih payahnya itu tak sedikit melahirkan jiwa-jiwa yang berjuangan bersamanya membumikan Al-Qur’an. Bahkan dunia Islam ikut mengapresiasi langkah juga dedikasnya.
“Ini Al-Qur’an Braile pertama di dunia,” serunya di suatu acara dengan wajah penuh kebanggaan. Niatnya untuk Membumikan Ayat Suci tak pernah padam meski rintangan membentang.