Idul Fitri Momen Konsolidasi Umat Islam Hadapi Tahun Politik
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
KHUTBAH IEDUL FITRI 1439 H
Konsolidasi Umat Islam Menghadapi Tahun Politik 2019
Oleh: Muhammad al Khaththath, Sekjen FUI
Khutbah Pertama
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا ِلإِتْمَامِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَأَعَانَناَ عَلىَ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَجَعَلَنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ للِنَّاسِ. نَحْمَدُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَهِدَايَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ {شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ } [البقرة: 185]
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Pagi ini, 1 Syawal 1439H adalah hari kemenangan umat Islam sedunia, setelah kita semua menjalani pelatihan ibadah shiyam dan qiyam Ramadhan sebulan penuh. Pagi ini seluruh umat Islam bergembira mendatangi tempat-tempat sholat Ied sambil bertakbir, takbir kemenangan setelah sebulan berpuasa menahan hawa nafsu:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Semua dengan baju baru yang putih bersih, rapi wangi, bergerak dengan penuh suka cita sambil bertakbir di sepanjang jalan, menuju tempat berkumpulnya umat untuk melaksanakan sholat Ied dan mendengarkan khutbah Ied. Semua bergerak otomatis tanpa komando dan mobilisasi, hanya semata karena iman dan taqwa kepada Allah SWT. Ya semua umat Islam yang masih ada Iman di dadanya, walaupun hanya sebesar biji sawi, tergerak menuju tempat berkumpulnya umat menjalankan sholat Ied, termasuk para wanita yang lagi menstruasi pun ikut hadir di lapangan Sholat Ied, sekalipun hanya untuk mendengarkan khutbah sesuai perintah baginda Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. pun memerintahkan kepada para wanita musllimat agar meminjamkan jilbab mereka kepada saudara mereka yang tak punya jilbab, agar bisa ikut keluar menuju lapangan mengikuti Sholat Ied.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Ibadah Ramadhan selama sebulan penuh, baik kewajiban shiyam di siang hari, sunnah mendirikan sholat trawih di malam hari, tilawah Al Quran sepanjang malam, i’tikaf di masjid pada sepuluh malam terakhir, memberikan makan buka (ifthor) kepada umat yang berbuka puasa, memperbanyak shodaqoh untuk faqir miskin, dan memperbanyak zikir dan doa, dan ibadah-ibadah lainnya telah menjadikan Ramadhan sebagai bulan ibadah (syahrul ibadah).
Oleh karena itu, disadari atau tidak, umat Islam pada bulan Ramadhan telah terkonsolidasi paling tidak dalam tiga hal: Pertama, Konsolidasi Pemikiran Islami, yakni umat cenderung berfikir lebih Islami. Karena banyaknya acara kajian di masjid, di radio dan televisi, acara bukber, maupun yang beredar via WA. Konsolidasi pemikiran Islam itu lebih solid bilamana para pengurus masjid bisa mengarahkan agar umat lebih Fokus Tadaarus dan Kajian Al Quran dengan tema-tema aqidah, maqashidus syariah, hak-hak dan kewajiban rakyat/penguasa, kewajiban berhukum dengan hukum Allah SWT, yang semua itu dikaji dengan perspektif bahwa kita sedang berpuasa, sedang menjalankan perintah Allah SWT untuk imsak, menahan diri dari makan, minum, hubungan suami istri, dan dari berbagai perkara yang membatalkan ibadah shiyam Ramadhan maupun membatalkan pahalanya sehingga apapun yang dikaji dalam pengajian Ramadhan itu dilihat dengan kesiapan mental untuk siap menjalankan perintah Allah SWT kapan saja, dimana saja, dan dalam situasi dan kondisi apa saja, sesuai filosofi shiyam Ramadhan.
Kedua, konsolidasi “Perasaan Berjamaah” (syu’ur jama’i) yang muncul sebagai kesadaran membesarkan syiar Ramadhan, seperti pelaksanaan tarhib, trawih, sholat jamaah, ifthor jama’i, tadarusan, hingga makan sahur berjamaah. Indahnya kebersamaan dalam melaksanakan berbagai rangkaian ibadah Ramadhan ini membangun suasana kebersamaan dan ukhuwah Islami, bahwa kita adalah bersaudara atas dasar iman. Tentu ini akan lebih terpatri manakala dikelola dengan manajemen yang baik dan penuh persaudaraan serta semangat gotong-royong sehingga semua dikerjakan dengan perasaan senang dan ringan. Tidak ada beban seberat apapun yang tidak bisa diangkat bilamana dipikul bersama dengan semangat bersama dan penuh persaudaraan serta jiwa gotong royong.
Ketiga, konsolidasi solidaritas umat. Bulan Ramadhan adalah bulan ditambahkan rizki mukmin dan sekaligus bulan berbagi. Siapapun yang rajin berbagai Allah tambahkan rizkinya jauh lebih melimpah, sehingga lebih banyak orang mukmin yang kebagian tambahan rizki. Pembagian THR, shodaqoh, zakat mal dan zakat fitrah terjadi pada bulan Ramadhan. Zakat mal, walaupun boleh dibayarkan pada bulan yang lain, namun lebih afdol kalau dibagi pada bulan Ramadhan, di samping pahalanya yang dilipatgandakan sampai 70 kali, juga pembagian pada bulan Ramadhan, sungguh akan memperkuat ekonomi kaum dluafa, dan kebutuhan mereka memang lebih banyak di bulan Ramadhan. Apalagi di akhir, siapapun mukmin termasuk yang fakir miskin sekalipun, wajib mengeluarkan zakat fitrah pada akhir Ramadhan atau paling lambat sebelum sholat Ied. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan distribusi zakat, infaq, dan shodaqoh, serta zakat fitrah menjadi perkara yang urgen untuk dibenahi sehingga solidaritas umat di bulan Ramadhan lebih terkonsolidasi denga n baik.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Ketiga konsolidasi di atas, yakni konsolidasi pemikiran Islami umat, konsolidasi perasaan berjamaah umat, dan konsolidasi solidaritas umat yang terwujud secara alamiah di bulan Ramadhan apabila di-follow up pada bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya, sungguh akan melahirkan konsolidasi total umat Islam yang luar biasa. Syawal dikatakan adalah bulan peningkatan. Namun tidak sedikit umat mengalami kemunduran. Shiyamnya mundur, qiyamul lailnya mundur, sholat berjamaahnya mundur, tilawah Al Qurannya, kajian Islamnya mundur, juga solidaritas dan kebiasaan berbaginya mundur. Padahal seharusnya dipertahankan dan ditingkatkan.
Untuk itu harus dilakukan upaya-upaya konsolidasi yang dilakukan secara sadar dan terstruktur. Masjid sebagai lembaga pemersatu umat harus mengambil peran sebagai wadah konsolidasi umat, melanjutkan konsolidasi bulan Ramadhan. Kebiasaan-kebiasaan ibadah di bulan Ramadhan yang bisa dilanjutkan dengan program yang dikawal ketat oleh pengurus DKM, sehingga kemeriahan ibadah selama Ramadhan tidak langsung hilang secara drastis, tapi ada bekas yang bisa dirasakan dan menjadi pendorong semangat ibadah kepada Allah walaupun Ramadhan telah pergi. Ukurannya, ada peningkatan dari keadaan sebelum Ramadhan. Karena hikmah Ramadhan adalah agar kita semakin bertaqwa kepada Allah SWT.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Untuk membuat langkah-langkah konsolidasi peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah umat, kiranya perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:
Pertama, mengajak umat bersama-sama melaksanakan shiyam sunnah Syawal enam hari.
Alhamdulillah, Allah SWT sudah memberikan syariat sunnah shiyam enam hari di bulan Syawwal, ini yang harus kita mulai besok pagi, shiyam enam hari berturut-turut. Kiranya kegiatan mengingatkan ibadah Shiyam Syawal dan membangunkan ibu-ibu agar menyiapkan makan sahur dilakukan sebagaimana pada bulan Ramadhan. Tradisi berlebaran ketupat (dalam bahasa Jawa disebut kupatan, berasal dari kata kaaffatan, artinya secara keseluruhan) setelah shiyam Syawal adalah bagus untuk membangun tradisi bersyukur setelah menyempurnakan Shiyam Ramadhan dengan Shiyam Sunnah Syawal sebanyak enam hari. Nabi Saw. bersabda:
“مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، وَأَتْبَعَهُ بِسِتٍّ من شوال، فذلك صوم الدهر”
“Siapa saja yang shiyam Ramadhan lalu dia ikuti dengan shiyam enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti shiyam selama setahun” (HSR Ibnu Hibban dalam Kitab Shahih Ibn Hibban juz 8/397).
Kedua, mengoptimalkan ibadah shiyam Senin Kamis
Setelah mengoptimalkan shiyam enam hari Syawal, kebersamaan dalam ibadah shiyam dan berbuka bersama bisa kita lakukan tiap hari Senin dan Kamis. Masjid bisa menginformasikan hal ini kepada jamaah baik setelah sholat Isya, mengingatkan sunnah Shiyam esok hari, maupun membangunkan pada saat sahur sekaligus mengingatkan agar sholat Subuh berjamaah. Pesan-pesan agama membersamai shiyam, bisa saat sahur, dhuha, zuhur, ashar, dan menjelang maghrib bisa disampaikan dengan broadcast WA kepada jamaah yang telah mencatatkan nomor WA kepada DKM. Maghrib tiba hendaknya dibiasakan ada ifthor jamai di masjid. Lebih bagus bila didahului dengan kajian Islam bakda Ashar menyongsong buka Shaum.
Ketiga, mengoptimalkan ibadah shiyam ayyamul bidh (tanggal 13-15 Hijriyyah).
Apa yang dilakukan terhadap perintah shiyam Syawwal dan Senin Kamis juga bisa dioptimalkan untuk shiyam pertengahan bulan. Pengurus DKM mengingatkan umat agar berniat Shiyam Ayamul Bidh tiga hari berturut-turut, membangunkan mereka untuk sahur dan sholat Subuh berjamaah, dan memberikan fasilitas takjil atau ifthor. Bagus bila pada hari terakhir, tanggal 15, diadakan khataman Al Quran dan doa bersama baik atas sukses shiyam tiga hari maupun khatam tilawah Al Quran bulanan. Sehingga standar ibadah umat setelah sholat wajib dan sholat sunnah harian, ditambah dengan shiyam Senin Kamis dan tilawah Al Quran khatam tiap bulan, atau sehari khatam 1 juz.
Momentum khataman itu bisa ditingkatkan dengan Tabligh Akbar bulanan dengan mengundang ulama-ulama besar, khususnya mereka yang ahli Qiraat dan Tafsir Al Quran serta ahli memecahkan masalah-masalah kekiniar dengan hukum-hukum Al Quran. Saat itu juga kaum muslimin yang aghniya muhsinin bisa membagi-bagi sebagian hartanya untuk sedekah kepada fakr miskin, memberikan hadiah untuk para qari dan mereka yang khatam Al Quran, maupun menginfaqkan hartanya untuk perjuangan umat.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Selain ketiga langkah memngkondisikan umat untuk terus bersama dan berjamaah dalam ketiga ibadah shiyam sunnah di atas, masih perlu dilakukan dua langkah untuk membersamai umat terkait dengan peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah sholat jamaah.
Mengoptimalkan Sholat Subuh berjamaah dengan Deklarasi dan Satgas GISS.
Alhamdulillah waktu subuh adalah waktu dimana hampir semua umat Islam yang tinggal di sekitar masjid bersama-sama ada di rumah. Namun mereka yang datang ke Masjid untuk sholat subuh barangkali tidak sampai 10 persen. Pada saat trawih pertama dan Subuh pertama di bulan Ramadhan mungkin 90-100 persen warga sholat di masjid. Namun itu bertahan mungkin hanya sepekan saja. Setelah itu surut. Ini pemandangan bertahun-tahun. Alhamdulillah dengan adanya aksi-aksi bela Islam 411, 212, 313, dst. ada peningkatan yang cukup signifikan, yang tadinya 10% telah naik menjadi 20 sd 30% umat yang sholat Subuh berjamaah di masjid di akhir-akhir Ramadhan. Mungkin sebagian mudik lebaran.
Ini yang harus dikonsolidasikan dengan cara sistematis. Tiap masjid perlu membuat tim relawan untuk menjadi petugas yang selalu mengingatkan dan mengajak jamaah untuk sholat subuh berjamaah di masjid. Ini bisa disinkronkan dengan program Gerakan Indoensia Sholat Subuh (GISS) yang sudah berjalan sekitar 10 bulan sekitar 8 propinsi. Tim Relawan Subuh tiap masjid ini boleh kita sebut Satgas GISS Masjid. Ada empat tugas pokok dan fungsi satgas Satgas GISS.
Pertama, Satgas GISS menjadi jamaah inti. Jika kita asumsikan satu masjid ada dalam satu RW dan satu RW terdiri dari 10 RT, dan dari satu RT bisa kita minta 10 jamaah berusia 20-40 tahun yang memang rajin ke Masjid, maka kita sudah bisa mendapatkan 100 satgas GISS Masjid yang siap jadi relawan dan mereka menjadi jamaah inti masjid. Tentu untuk mengimplementasikan hal ini harus ada kolaborasi yang baik anatara pengurus DKM dengan Pengurs RT/RW. Pengurus RT/RW pada hakikatnya adalah pengemban tugas Ulil Amri yang pali bawah, dan menurut Sunnah Nabi tugas Ulil Amri antara lain adalah memastikan bahwa tiap laki-liki muslim di wilayahnya datang ke masjid melaksanakan kewajiban Sholat Berjamaah.
Kedua, Satgas GISS menjadi penggalang jamaah. Kalau dalam satu RT ada 100 KK, maka 10 satgas GISS di RT tersebut masing-masing bertugas melayani 10 KK. Satgas GISS mencatat seluruh nomor HP/WA warga yang menjadi tanggung jawabnya, dan selalu menginformasikan kegiatan masjid, khususnya mengajak mereka terus-menerus melaksanakan Sholat Subuh berjamaah di masjid. Selain itu satgas GISS juga mendatangi dan mengetuk pintu rumah salah seorang warga untuk memastikan bahwa satu KK datang ke masjid untuk sholat Subuh berjamaah. Bila satu KK ini sudah didampingi setiap hari selama sekian bulan dan sudah bisa dilepas dan juga bisa membantu satgas untuk melayani KK yang lain, maka KK itu dilepas dan Satgas beralih mengetuk pintu rumah KK yang lain.
Ketiga, Satgas GISS menjadi penggalang ukhuwah jamaah. Bila ada jamaah yang tidak hadir dalam Shalat Subuh berjamaah, maka satgas yang bertanggung jawab atasnya harus mendatangi rumahnya untuk melihat apa yang terjadi. Bisa jadi jamaah sakit. Maka harus dibantu untuk berobat. DKM dan pimpinan RT/RW harus berfikir mencarikan solusi pengobatan warga. Mungkin juga jamaah yang tidak hadir karena satu-satunya sarung yang dimilikinya kena ompol, maka harus dibantu dengan memberikan sarung lebih. Juga satgas mengambil beras yang dikumpulkan ibu-ibu dari tiap KK dengan mengambil satu “jimpit” setiap mau masak nasi, untuk dikumpulkan di masjid untuk membantu di antara jamaah atau ibnu sabil yang kesulitan mebeli beras. Juga untuk menjadi logistik kegiatan pembinaan anak muda di malam ahad. Hal-hal praktis yang bisa mewujudkan ukhuwah Islamiyah di antara jamaah bisa digali dan diimplementasikan.
Keempat, Satgas GISS menjadi petugas amar makruf nahi munkar, menjaga lingkungan masjid agar tetap kondusif untuk kebaikan dan steril dari “molimo” maupun kemaksiatan lainnya. Kegiatan amar makruf nahi mungkar ini sangat penting sekali untuk menjaga keamanan dan kesehatan moral masyarakat. Allah SWT :
{وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ } [الأنفال: 25]
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya (QS. Al Anfal 25).
Menurut Tafsir Jalalain cara menjaga umat dari siksaan dan bencana yang berlaku umum itu adalah dengan nahi munkar untuk melawan kemungkaran yang menjadi sumber bencana dan azab.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Mengadakan pembinaan remaja/pemuda masjid dengan MABIT tiap malam Ahad sampai Subuh. Pembinaan remaja dan anak muda dalam masjid untuk mempersiapkan masa depan mereka adalah suatu hal yang mutlak perlu. Anak muda harus ditarik dari jalan ke masjid agar mereka tidak terbawa geng motor. Anak muda juga harus dibawa ke masjid dan diberi wawasan tentang bahaya miras, narkoba, dan pergaulan bebas. Anak muda adalah harapan bangsa, pelanjut estafet kepemimpinan dari generasi tua. Mererka harus lebih kuat dan lebih cerdas dari kita semua. Sebaliknya, jika mereka lemah fisik, lemah aqal, rusak moral, bahkan cacat mental, maka bangsa dan negara akan musnah dalam satu generasi saja. Allah SWT memberikan warning kepada kita semua:
{ وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا} [النساء: 9]
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar! (QS. An Nisa 9).
Untuk itu, langkah jitu yang harus ditempuh adalah mempersiapkan dan membina anak muda dengan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) di Masjid tiap malam Ahad menginap di masjid sampai subuh lalu mengikuti kegiatan Sholat Subuh berjamaah, membekali mereka dengan pemahaman Islam yang benar, yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah, sesuai dengan pesan Nabi Muhammad Saw. :
«تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ ».
“Kutinggalkan kepada kalian dua perkara, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya, dua perkara itu adalah Kitabullah Al Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya” (HR. Malik dalam Al Muwattha’ juz 5/1323).
Pembinaan kepribadian anak-anak muda agar memiliki cara berfikir Islami dan perilaku Islami dengan landasan aqidah Islam untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi muslim masa depan yang memiliki kualitas kepribadian dan cara berfikir Islami yang memiliki keunggulan daripada anak-anak muda zaman now, punya wawasan sains dan teknologi serta ketrampilan hidup yang produktif dan akhlaq yang mulia dan agar hati mereka selalu terkait dengan masjid (qulubuhm muallaqun bil masaajid).
Untuk menarik anak-anak muda dalam pengisian materi MABIT yang boleh dikatakan merupakan acara “Weekend Zaman Now” perlu dihadirkan Ustadz-ustadz keren yang mampu mengimbangi selera anak-anak muda zaman now, juga bisa diputar film-film Islami, membaca buku-buku sirah Nabi Saw. dan Tarikh Futuhat para Sahabat Nabi dan masa keemasan Islam, dan diberi kesempatan untuk misalnya “ngliwet”. Disamping anak-anak juga perlu diberikan wawasan dan ketrampilan saintek. Mereka dilatih ketrampilan untuk memproduksi, mulai dari belajar teknik sablon, teknik membuat sabun deterjen, kerajinan tangan, maupun berlatih teknik periklanan dan penjualan serta teknologi informasi sehingga mereka bisa memasarkan hasil-hasil produksi mereka melalui marketing online yang lagi booming hari ini. Juga anak-anak muda sudah harus mulai dilibatkan dalam penguatan ekonomi umat untuk membebaskan bangsa dari ketergantungan ekonomi kepada asing dan aseng.
Untuk membiayai acara MABIT bisa dibuat dompet MABIT melalui Gerakan Infaq Setiap Subuh (GISS), setiap jamaah masjid yang sholat subuh hendaknya membawa uang untuk diinfakkan setiap subuh walau Cuma Seribu Rupiah per hari. Gerakan Infak Setiap Subuh (GISS) sudah dimulai di berbagai Masjid bersamaan dengan Deklarasi Gerakan Indonesia Sholat Subuh (GISS). Pengalaman di Masjid Jamik Al Falah Pejompongan Jakarta, dalam dua minggu infaq bisa terkumpul Rp. 5 Juta dan ini sangat cukup untuk mendanai acara MABIT yang pasti sangat bermanfaat buat anak-anak muda di sekitar masjid.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Konsolidasi Umat menghadapi kerawanan tahun politik 2019
Dengan berbagai langkah di atas insyaallah umat terkonsolidasi dengan baik dengan instrumen ibadah dan pembinaan serta masjid sebagai wadah konsolidasi, dimana Ketua DKM, Imam Masjid, dan Pengrurus Masjid sebagai Penanggung Jawab serta seluruh pengurus dan Satgas GISS sebagai unsur pelaksana.
Dengan konsolidasi umat yang baik, umat tidak akan terpengaruh oleh intrik-intrik politik dari pihak manapun dalam tahun politik 2019 dan umat secara mandiri akan bisa mengatasi gejolak politik yang mungkin terjadi. Sebab dengan konsolidasi tersebut umat memiliki ketahanan yang bersumber dari kekuatan aqidah, kekuatan ibadah, maupun kekuatan ukhuwah. Terkait dengan aspirasi politik, umat hanya merujuk kepada sikap, pendapat, dan komando para ulama yang dengan izin Allah sudah terbentuk melalui Aksi-aksi Bela Islam (ABI) yang berjilid-jilid melawan penista agama dan para pendukungnya itu. Sehingga kekuatan politik manapun yang ingin mendapatkan dukungan dan suara umat harus merapat kepada para ulama sebagai pimpinan umat.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Dengan pola konsolidasi ini, insyaallah umat semakin kuat dan kokoh dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Allah SWT telah menyebut hal ini dalam firman-Nya:
{الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ } [الحج: 41]
Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al Hajj 41).
Umat yang kokoh akan bisa memperjuangkan aspirasi dan hak-haknya. Memang umat Islam selama ini masih dipandang sebelah mata, hak-hak mereka diabaikan, aspirasi mereka dianggap angin lalu, ulama dan aktivis mereka dikriminalisasi, dan pada taraf tertentu dibasmi bak serangga yang dianggap sebagai hama tanaman. Kriminalisasi ulama dan aktivis Islam pasca perjuangan menjatuhkan pejabat penista agama dalam Pigub DKI Jakarta tahun lalu sampai hari ini belum selesai. Meskipun Tim 11 Ulama 212 sudah ketemu Presiden di Istana beberapa waktu lalu dan mendesak agar krminalisasi ulama dan aktivis Islam dihentikan, namun tidak terlihat perubahan yang signifikan. Ustadz Alfian Tanjung yang divonis bebas oleh PN Jakarta Pusat, dijebloskan ke LP Porong untuk menjalani vonis hakim PN Surabaya. Padahal kita yakin kasus beliau adalah kasus kriminalisasi. Presiden tidak memberikan grasi atau apapun bentuk hak prerogratif beliau demi membebaskan Ustadz Alfian Tanjung. Presiden tidak menunjukkan kemauan politik (political will) untuk segera menuntaskan penghentian segala kasus kriminalisasi ulama dan aktivis Islam. Sehingga rakyat melihat bahwa rezim ini sebagai rezim yang zalim. Tentu saja Al Quran melarang umat Islam untuk berpihak kepada rezim yang zalim. Allah SWT berfirman:
{وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ } [هود: 113]
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. (QS. Huud 113).
Dengan demikian umat Islam harus memberikan sikap politik yang jelas sesuai dengan arahan Al Quran. Kita perlu pemimpin yang adil bukan yang zalim.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَذِكْرِ اْلحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah II
اَللهُ أَكْبَرُ 7×، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ “إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا”. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Marilah kita memohon kepada Allah SWT dengan penuh ketundukan dan kekhusyu’an serta sepenuh keikhlasan agar Dia mengabulkan seluruh ibadah dan doa kita serta memberikan pertolongan dan perlindungan atas kehidupan kita bersama, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya kehidupan berjamaah kita di masjid kita.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْد بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.
اَللَّهُمَّ تقبل منا صلاتنا وصيامنا وقرءاتنا وركوعنا وسجودنا وتضرعنا وتعبدنا وتمم تقصيرنا برحمتك يا ارحم الرا حمين.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لنا ولوالدينا ورحمهم كما ربونا صغارا برحمتك يا ارحم الرا حمين
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لنا ولاولادنا واباؤنا وامهاتنا واهلينا ولاخواننا و لعشيرتنا برحمتك يا ارحم الرا حمين
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
اَللَّهُمّ انا نسالك حكامنا حكاما مسلمين مؤمنين متقين امناء عادلينَ برحمتك يا ارحم الرا حمين
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ