Majalah Asy Syariah Kok…?
Ini kejadian tahun lalu. Senin, 14 Desember 2020 saya ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok. Kebetulan saya sekarang anggotanya. Jadi saya sering ke kantornya, meski hanya untuk silaturahmi dan ngobrol-ngobrol.
Tidak sengaja siang itu saya menemukan di lemari kaca MUI Depok, majalah Asy Syariah edisi khusus 02 tahun 1439/2018. Majalah itu cover-nya berjudul “Mengapa Teroris Tidak Pernah Habis?” Langsung saya buka-buka majalah itu. Yang saya kaget di halaman 41 majalah itu ada artikel berjudul: Peletak Dasar Fondasi Terorisme Internasional.
Disitu disebutkan tokoh-tokoh Islam, antara lain: Abul A’la al Maududi, Hasan al Banna, Sayyid Quthb, Abdullah Azzam dan lain-lain.
Saya mengelus dada. Kok berani-beraninya redaksi majalah itu menyatakan bahwa ulama besar internasional yang pemikirannya diikuti oleh jutaan umat Islam di dunia itu dikatakan “Peletak Dasar Fondasi Terorisme Internasional.”
Alasan majalah Asy Syariah menempatkan Maududi sebagai tokoh teroris antara lain, ”Abul A’la al Maududi lahir di Hyderabad India, 25 September 1903 dan wafat di New York 22 September 1979, beberapa bulan setelah Revolusi Syiah Iran. Namanya tidak asing lagi di kalangan teroris Khawarij dan beberapa aktivis pergerakan. Mereka begitu menyanjung laki-laki ini dan menggandrungi tulisan atau buku-bukunya. Ia menjadi rujukan utama para teroris Khawarij di seluruh dunia. Dia adalah tokoh yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan fondasi pemikiran takfir pada beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin, seperti Sayyid Quthb, sebagaimana akan dijelaskan…”
Tentang Hasan al Banna, majalah ini menyatakan, ”Perjalanan dakwahnya sering diwarnai dengan serangan-serangan terror dan rencana makar terhadap negara. Majalah yang penasehatnya al Ustadz Muhammad Umar as Sewed dan al ustadz Luqman Baabduh, juga menyatakan,”Dia menyanjung tinggi karya-karya Sayyid Quthub yang mengandung radikalisme dan terorisme dengan mengatakan,”Inilah keyakinan-keyakinan kami. Semestinya penulisnya menjadi salah satu bagian dari kami. Berikut ini beberapa contoh aksi terror yang dilakukan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin semasa hidup Hasan al Banna. 1. Pembunuhan terhadap Ahmad Mahir Pasha, PM Mesir di masa pemerintahan Raja Faruq. 2. Pembunuhan terhadap Ahmad al Khazandar 3. Pembunuhan terhadap Ir Sayyid Faiz Abdul Muththalib, anggota organisasi khusus Ikhwanul Muslimin. 4. Pembunuhan terhadap Naqrasyi Pasha, PM Mesir…”
Majalah ini melanjutkan,”Aksi-aksi di atas menjadi bukti nyata bahwa gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan al Banna adalah gerakan terorisme radikalisme.”
Tentang Sayyid Quthub, majalah ini menyatakan, ”Sayyid Quthub adalah sosok berpaham takfir sebagaimana al Maududi yang juga sangat dielu-elukan oleh para teroris Khawarij karena berbagai cara pandang dan fatwanya sangat mendukung kepentingan dan akidah mereka. Dalam mengkafirkan masyarakat Muslim, Sayyid Quthub sangat terpengaruh oleh gaya pengkafiran Abul A’la al Maududi.”
Selanjutnya mereka menyatakan, ”Lebih parahnya Sayyid Quthub mengklaim bahwa masyarakat Muslim yang ada sekarang ini adalah masyarakat jahiliah secara totalitas dan telah keluar dari Islam, alias kafir atau murtad.”
Tentang Abdullah Azzam, antara lain majalah ini menyatakan, ”Abdullah Azzam adalah salah seorang tokoh penting berpaham teroris Khawarij yang memiliki pengaruh besar di berbagai belahan dunia, termasuk di negeri yang kita cintai ini. Tokoh yang satu ini sangat diwarnai oleh pemikiran Hasan al Banna dan Sayyid Quthub. Hal ini ditunjukkan antara lain oleh komentarnya saat menceritakan kematian pimpinan utama kelompok Ikhwanul Muslimin, Hasan al Banna. Dalam sebuah ceramahnya, Abdullah Azzam mengatakan, ”Meski Hasan al Banna terbunuh di salah satu jalan terbesar di Kairo dan jenazahnya dishalati oleh empat orang wanita, namun darah beliau telah berhasil menghidupkan sekian banyak generasi di muka bumi.”