Mengapa Kulkas Disertifikasi Halal?
Kulkas atau lemari es berpotensi menggunakan bahan-bahan yang kritis dari aspek kehalalan sehingga perlu untuk disertifikasi halal.
Lemari es atau kulkas adalah penemuan teknologi yang sangat memudahkan hidup manusia pada saat ini. Dengan adanya kulkas, peluang bakteri dan jamur tumbuh pada makanan menjadi lebih kecil. Kulkas bisa membantu menyimpan makanan dan minuman serta mempertahankan kesegarannya dalam jangka waktu yang lama. Kulkas juga bisa menghindarkan makanan dan minuman dari paparan bakteri berbahaya. Walaupun demikian, tidak semua jenis makanan terutama makanan segar cocok untuk disimpan dalam kulkas, seperti pisang, alpukat dan jenis buah-buahan yang akan rusak karena pendinginan.
Jika tidak dijaga kebersihannya, kulkas berpeluang menyimpan mikroba. Hal tersebut terungkap dalam studi terbaru yang dirilis oleh Paul McDonnell dari Microban Europe. Para peneliti mengungkapkan bahwa kulkas bisa menjadi sarang tersembunyi bagi berbagai kuman berbahaya, seperti E. coli, Salmonella dan Listeria. Yang lebih mengkhawatirkan, mikroba tersebut ditemukan di laci penyimpanan sayuran. Hasil tes dari 30 laci sayuran yang berbeda menunjukkan jumlah mengejutkan dari bakteri yang terdapat di dalamnya, rata-rata 7.850 unit pembentuk koloni bakteri per cm2, bahkan pada kasus tertentu ditemukan sampai dengan129 ribu bakteri. Temuan ini sangat mengkhawatirkan. Sebab, ada masalah mendasar seperti yang ditemukan dalam riset ini.
Menurut McDonnel, beberapa pemilik kulkas secara rutin mengeluarkan makanan dari kulkas dan mengelap interiornya, serta membersihkan laci sayuran secara terpisah. Namun, sebagian yang lain sama sekali tak pernah membersihkannya dan dari sinilah masalah muncul. Saat ini, standar jumlah bakteri yang direkomendasi oleh Komisi Eropa untuk penyimpanan dan persiapan adalah 0-10 unit pembentuk koloni bakteri per cm2. Artinya, dengan angka tersebut kulkas terbilang bersih.
Pada era sekarang, produsen elektronik berlomba-lomba mengembangkan teknologi baru kulkas yang tidak hanya untuk menghemat energi tetapi juga untuk menghindari makanan terpapar mikroba saat penyimpanan. Penambahan zat anti-bakteri dan zat anti-bau pada kulkas merupakan teknologi terbaru yang sudah dirilis oleh para produsen kulkas.
Selain itu, untuk memberikan kenyamanan dan ketenteraman umat muslim dalam menjaga kehalalan makanan, beberapa brand terkenal melakukan sertifikasi halal pada kulkas yang diproduksinya. Selain itu, sertifikasi halal barang gunaan ini juga didukung oleh Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Pasal 4 dalam UU tersebut menyebutkan bahwa produk yang masuk beredar dan perdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Barang gunaan, seperti kulkas, termasuk yang dimaksud UU tersebut.
Salah satu yang menjadi titik kritis pada kulkas adalah food liner, yaitu lapisan yang memiliki bentuk relatif kompleks untuk mendukung rak dan untuk menampung komponen listrik dan elektronik seperti kipas, sakelar, lampu, dan sebagainya. Dengan demikian, pelapis lemari es diproduksi dengan thermoforming, terutama pembentukan menggunakan vakum. Faktanya, thermoforming diakui menawarkan keuntungan yang signifikan untuk pembuatan suku cadang besar dan berdasarkan biaya pun ini merupakan teknologi yang baik dibandingkan dengan teknologi lain, seperti pencetakan injeksi.
Thermoforming adalah proses manufaktur di mana lembaran plastik dipanaskan sampai suhu pembentukan, dibentuk menjadi bentuk tertentu dalam cetakan, dan dipangkas untuk membuat produk. Lembaran dipanaskan (misalnya, dalam oven) ke suhu sedemikian rupa sehingga lembaran dapat diregangkan ke dalam atau ke cetakan dan didinginkan ke bentuk jadi. Dalam pembentukan vakum, lembaran plastik (dipanaskan sampai suhu pembentukan) dipaksa melawan cetakan dengan vakum (hisap udara).
Food liner untuk lemari es dan freezer merupakan bahan yang langsung kontak dengan makanan dan minuman yang disimpan di lemari es. Metode pembuatannya menggunakan thermoforming yang menjamin stabilitas dimensi yang diperlukan untuk penempatan rak dan komponen lainnya. Selain itu, kualitas permukaan bagian dalam liner dapat dengan mudah dikontrol dengan menggunakan cetakan yang sesuai.
Biasanya bahan yang digunakan untuk pembuatan food liner merupakan suatu polimer khusus High Impact Poly Styrene (HIPS) dan ABS (akrilonitril-butadiena-stirena). Tak satu pun dari peranti yang tersedia secara komersial saat ini diproduksi dengan polimer semi-kristal seperti polipropilena (PP). Biasanya bahan yang digunakan untuk pembuatan food liner merupakan suatu polimer khusus High Impact Poly Styrene (HIPS) dan ABS (akrilonitril-butadiena-stirena). Tak satu pun dari peranti yang tersedia secara komersial saat ini diproduksi dengan polimer semi-kristal seperti polipropilena (PP).