Hina Burka, Bekas Menlu Inggris Didesak Minta Maaf
London (SI Online) – Perdana Menteri Inggris, Theresa May mendesak mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson meminta maaf terkait pernyataannya soal burka. Sebelumnya, Johnson menyebut burka sebagai busana konyol dan menyamakan wanita yang memakainya dengan perampok bank.
Burka adalah busana yang menutupi tubuh secara penuh, termasuk wajah dan hanya menyisakan bagian mata. Busana ini biasanya dikenakan oleh sebagian kaum perempuan Muslim.
“Beberapa istilah yang digunakan Johnson untuk menggambarkan penampilan orang jelas telah menyinggung,” kata May dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (8/8).
“Yang penting adalah apakah kita percaya semua orang harus memiliki hak untuk mempraktikkan agama mereka dan dalam kasus perempuan dan burka dan niqab, untuk memilih bagaimana mereka berpakaian. Saya percaya perempuan harus bisa memilih bagaimana mereka berpakaian,” katanya.
Dia kemudian menegaskan posisi pemerintah Inggris sangat jelas, bahwa setiap orang, khususnya wanita bebas untuk memilih pakaian yang ingin mereka pakai.
“Terserah wanita untuk memutuskan cara berpakaian, bukan terserah orang lain untuk memberi tahu wanita cara berpakaian,” ungkapnya.
Johnson sendiri dilaporkan telah menolak untuk meminta maaf atas pernyatannya tersebut. Pria yang juga mantan Walikota London itu menyebut dengan meminta maaf berarti menyerah kepada para ekstremis.
sumber: sindonews.com