Pemilu ke-15 Malaysia dan Anies Baswedan
Insyaallah Pemilu ke-15 di Malaysia yang akan diadakan pada 19 November 2022 ini adalah pemilu ke-4 yang akan saya amati dari dekat.
Boleh dikatakan Pemilu ke-15 ini disebabkan oleh karena berlakunya pengkhianatan terhadap amanat rakyat yang menginginkan perubahan pada pemilu ke-14 lalu.
“Kudeta” dingin melalui Langkah Sheraton atau apa yang banyak disebut orang sebagai lompat KATAK telah menzalimi kedaulatan rakyat yang menginginkan perubahan kepada sebuah pemerintahan reformasi.
Pemerintahan reformasi telah dimusuhi di berbagai negara seperti kudeta berdarah terhadap pemerintahan Erdogan di Turki. Kudeta terhadap pemerintahan Dr Mursi di Mesir. Penafian terhadap kemenangan Aung San Suu Kyi di Myanmar.
Indonesia dan Malaysia tidak terkecuali dimana pemerintahan reformasi juga dimusuhi.
Jika di Malaysia yang mengamalkan system parliamentary pemerintahan reformasi dijatuhkan melalui Langkah Sheraton Parlimen, maka di Indonesia yang mengamalkan system Presidential juga diganggu melalui system itu.
Sebuah tragedy pemimpin yang dilahirkan oleh sebuah pencitraan yang dilakukan dengan sangat professional.
Maka lahirlah pemimpin yang bukan disebabkan oleh prestasi dan kualitas individu pemimpin tersebut tetapi besar bagai balon karena ditiup oleh angin pencitraan.
Sebenarnya permusuhan terhadap reformis ini juga dialami oleh Nabi Muhammad Saw.
Beliau yang dari kecil disayangi dimanja oleh semua orang akhirnya dibenci dimusuhi diperangi ingin dibunuh difitnah dicaci maki di usir disiksa demikian rupa oleh mereka yang takut akan kehilangan kekuasaan dan dominasi ekonomi yang sekian lama mereka nikmati disebabkan oleh kemunculan pesaing baru.
Ada beberapa perubahan pada Pemilu ke-15 ini sepanjang yang saya amati selama ini;