KPP dan ‘Koalisi Rakyat’ Melawan Oligarki Jilid II
KIB dan KIR, dijajagi bakal bergabung dan disebut sebagai “koalisi besar” setelah mereka melangsungkan pertemuan di kantor baru DPP PAN di Kalibata, Pancoran, beberapa hari lalu.
Tanpa tedeng aling-aling, kali ini pertemuan itu sudah di-setting secara terbuka kepada publik dan sengaja dihadiri serta “direstui” oleh Joko Widodo.
Anggapan mereka pertemuan itu tidak hanya berdampak positif double bahkan multiple impact akan bertambah besar pengaruhnya terhadap tingkat elektabilitas dan elektoralnya kelak dikarenakan gabungan kelima partai ini disebut juga sebagai “The Jokowi Team”, koalisi besar partai yang “ditugasi” akan melanjutkan kesinambungan program-program pembangunan Jokowi.
Dengan _platform seperti ini, mereka berharap dapat meraih kemenangan “mutlak” di Pilpres 2024 dengan memasangkan varian utama pilihan bacalon Presiden: Prabowo-Ganjar, Prabowo-Mahfud MD, Prabowo-Airlangga Hartarto, dsb.
Atau sekalian saja, gabungan itu ditambah PDIP yang masih memegang kartu truf politik, Jokowi itu masih “Sang Petugas Partai”. Apalagi sampai saat ini kondisi PDIP semakin “teralienasi”, tengah kebingungan mencari pasangan bacalon Presiden dan pasangan koaliasi partainya.
Katakanlah kemudian PDIP bergabung dengan gabungan kelima partai Tim Jokowi itu. Tentu saja PDIP tidak polostomo pasti akan mengajukan prasyarat: paling tidak minimalnya PDIP harus sebagai pimpinan formal partai Tim Jokowi itu—yang tidak dilakukannya pada semasa kekuasaan oligarki jilid I, dan disebut The Locomotive Party.
Sekaligus, jadilah menandakan semakin sempurna legacy kekuatan politik Megawati-Jokowi, dalam realitas de jure untuk memperpanjang kekuasaan Jokowi tiga periode dalam bentuk lain, tetapi tetap dalam koridor politik kroni, koloni, dan duplikasi sebagai “The President of Puppets” dan “Sang Petugas Partai” baru Prabowo Subianto, menggantikan Joko Widodo.
Terciptalah kekuatan gabungan superior partai, The Powerfull Political Party, menjelma kemudian sebagai Koalisi Besar Partai Oligarki jilid II.
Sudah pasti ekuivalen akan bergabung pula Oligarki Korporasi Jilid II yang akan men-tandem jumlah sangat luar biasa pendanaan tanpa batas untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024 nanti.
Dan yang lebih hebat luar biasa lagi, dengan Prabowo Subianto sebagai bacalon Presiden, ditambah PDIP pimpinan partai oligarki itu, akan berekonsiliasi dua kekuatan raksasa ekonomi global antara Amerika Serikat-RRC bakal memberikan dukungan dan perhatian secara khusus untuk mewujudkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia berikutnya.
Sebagai imbalan benefit-nya nanti mereka bersepakat akan berbagi “kue” ekonomi secara merata dengan alasan “miris” perluasan dan pengembangan investasi akan terus mengeruk SDA yang masih sangat “kaya” di bumi pertiwi ini.