Hadapi Begal, Ini Solusi Islam
Aksi pembegalan terjadi lagi di Kota Bandung pada siang hari, Kamis (6-7-2023), di Jalan Sapari, Cibadak, Kecamatan Astanaanyar. Aksi nekat tersebut terekam CCTV rumah warga dan videonya tersebar di Instagram. Begal makin berani. Kini mereka beraksi di siang hari, bahkan di tempat ramai sekalipun. (Tribunnews.com, 7-7-2023)
Beberapa waktu sebelumnya terjadi kasus serupa, terhadap seorang pengemudi ojek online di Kampung Cisintok Kadumulya, RT 1/4, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (27-5-2023). Bahkan tidak hanya Bandung, di kota-kota besar lainnya begal menjadi sebuah fenomena yang meresahkan pula. Maka meski menuai kontroversi, Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution mengapresiasi langkah tegas pihak kepolisian terhadap begal di wilayahnya.
Sekularisme Melahirkan Kerusakan
Faktor ekonomi masih dianggap sebagai salah satu sebab, maraknya aksi ini. Pelaku begal merampas harta orang lain dengan cara mengancam dan meneror dengan senjata, bisa jadi terdesak karena kebutuhan dasar yang tak terpenuhi. Sebab kita saksikan sendiri bahwa hari ini, betapa kesejahteraan tidak menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Maka begal dianggap sebagai jalan mendapatkan materi.
Selain itu pendidikan pun menjadi faktor pendukung merebaknya kerusakan. Tanpa landasan ilmu dan keimanan yang menancap di dalam sanubari, menjadikan individu menempuh berbagai cara, untuk mendapatkan materi. Tidak ada kesadaran bahwasanya ia adalah seorang hamba yang senantiasa berada dalam pengawasan Al-Khaliq, sehingga menuntutnya bersikap hati-hati dalam setiap aktivitas.
Sekularisme memberi ruang untuk kebebasan bertingkah laku, sehingga kehidupan serba glowing dan bersinar terus dipertontonkan. Maka lahirlah budaya pamer. Flexing menjadi gaya hidup kekinian, merebak di dunia nyata dan maya. Imbasnya, masyarakat kelas bawah merasa tertinggal dan iri. Ikut terjebak pada sikap konsumtif, meskipun tak memiliki kemampuan untuk memenuhinya. Jurang kehidupan si kaya dan si miskin terbentang luas.
Sayangnya penguasa dalam kehidupan sekularisme, tidak memiliki kemampuan mengurusi rakyat. Masyarakat dibiarkan begitu saja mengarungi kehidupannya, dan berjibaku dengan semua persoalannya. Tidak ada konsep pengurusan pada mabda’ ini. Maka wajar jika akhirnya timbul berbagai bentuk kejahatan.
Solusi Islam terhadap Kasus Begal
Islam memiliki seperangkat aturan yang mampu mengakomodir seluruh permasalahan manusia. Hal ini adalah sebuah keniscayaan, sebab Islam datang dari Rabb pencipta alam semesta, yang juga menciptakan manusia. Oleh sebab itu, aturan Islam dapat memuaskan akal, menentramkan hati, dan sesuai dengan fitrah manusia.
Perkara ekonomi, adalah termasuk yang diatur oleh Allah. Setiap penguasa, dalam sistem ekonomi Islam, wajib memenuhi kebutuhan pokok warganya. Ia bertanggung jawab di hadapan Allah SWT terhadap kesejahteraan warganya. Sebagaimana dahulu pernah terjadi di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang singkat, namun tidak ditemukan adanya mustahiq zakat.
Edukasi berkualitas yang berlandaskan akidah, diberikan merata kepada seluruh warga sejak usia dini. Pendidikan tinggi kala itu, sangat mudah diperoleh, karena bertebarannya ilmu, fasilitas pendidikan, sekolah, guru, dan perpustakaan, di masa kejayaan Islam. Outputnya adalah negara sendiri yang akan memetik hasilnya, berupa generasi beriman yang siap memimpin peradaban.
Masyarakat pun tidak mempertunjukkan kemewahannya, sebab kehidupan di bawah naungan Islam, penuh dengan suasana keimanan. Masing-masing individu berusaha berprestasi di hadapan Allah SWT, demi tegaknya izzul Islam. Setiap manusia diikat dengan akidah, sehingga mereka senantiasa tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.