Survei: Tujuh dari Sepuluh Gen Z Minta Bantuan Orangtua untuk Cari Kerja
Jakarta (SI Online) – Generasi Z, yang sering disingkat menjadi Gen Z dan dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai Zoomers, adalah orang-orang yang lahir pada 1997 hingga 2012. Saat ini mereka telah masuk ke dunia kerja.
Sayangnya, generai ini kerap mendapat label sebagai generasi yang rentan dan kurang mandiri dalam menghadapi tantangan profesional. Salah satu indikasinya adalah ketergantungan dalam proses pencarian pekerjaan.
Pada April 2024 lalu, ResumeTemplates.com melakukan survei terhadap 1.428 responden Generasi Z yang berbasis di Amerika Serikat, berusia 18 hingga 27 tahun, yang aktif mencari pekerjaan dalam setahun terakhir.
Survei ini bertujuan untuk memahami sejauh mana mereka mengandalkan bantuan orangtua saat mencari pekerjaan.
Hasil survei menunjukkan, mayoritas Gen Z (70%) mengaku meminta bantuan orangtua mereka dalam proses pencarian kerja.
Sebaliknya, hanya 30% responden yang menyatakan bahwa mereka tidak melibatkan orangtua sama sekali dalam upaya mendapatkan pekerjaan.
Di antara mereka yang meminta bantuan orangtua: 9% selalu meminta bantuan, 23% sangat sering meminta bantuan, 24% jarang meminta bantuan, dan 44% kadang-kadang meminta bantuan.
Adv: Untuk mendapatkan informasi seputar dunia kefarmasian di daerah, Anda dapat mengunjungi pafisumsel.org
Menariknya, peran ibu cenderung lebih dominan dibandingkan ayah dalam membantu anak-anak mereka.
Sebanyak 76% responden menyebut ibu sebagai sosok yang memberikan bantuan, sementara 45% menyebut ayah mereka.
Penulis Resume Eksekutif dari ResumeTemplates.com, Andrew Stoner, mengatakan, kompleksitas pasar kerja dan banyaknya pilihan pekerjaan menjadi faktor utama yang mendorong Gen Z untuk meminta bantuan orangtua.
“Mengetahui apa yang diinginkan perusahaan, memverifikasi keabsahan lowongan pekerjaan, dan memahami deskripsi pekerjaan bisa menjadi tantangan bagi mereka yang belum memiliki pengalaman kerja formal. Bantuan dari orangtua diharapkan bisa mendukung perkembangan dan kemandirian anak di masa depan,” jelas Stoner.