AKIDAH

Tawakal, Cara Atasi Kekhawatiran akan Masa Depan

Kekhawatiran akan masa depan merupakan sesuatu hal yang wajar dan sangat manusiawi. Di zaman modern ini, kita dihadapkan pada berbagai tekanan kehidupan yang semakin meningkat.

Mulai dari ketidakpastian ekonomi, persaingan di dunia kerja, hingga tuntutan untuk memenuhi ekspektasi sosial, seperti mengikuti tren di media sosial, sering kali memicu perasaan cemas.

Namun, agama Islam, dengan segala kesempurnaannya, telah memberikan kita pedoman untuk menghadapi kecemasan semacam ini, salah satunya melalui hadis Rasulullah yang mengajarkan tentang tawakal.

Dalam musnad Ahmad bin Hanbal juz 1 halaman 252, dari Umar bin Khattab, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

“Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rezeki (oleh Allah SWT), sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung; dimana ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad no. 205)

Hadis di atas mengajarkan kita bahwa Allah adalah sang pemberi rezeki yang Maha Pemurah. Meskipun burung tidak memiliki rencana jangka panjang seperti manusia, mereka tetap mendapatkan rezeki karena usaha dan kepasrahan mereka yang sepenuhnya kepada-Nya.

Namun, bagaimana kita bisa mengaplikasikan konsep tawakal dalam kehidupan modern yang penuh dengan berbagai tantangan?

Di lingkungan masyarakat saat ini, tawakal sering disalahpahami sebagai sikap pasif atau pasrah tanpa ada usaha sedikitpun. Padahal, Islam sudah menegaskan bahwa tawakal seharusnya disertai dengan usaha yang optimal.

Rasulullah merupakan contoh teladan terbaik dalam hal ini; beliau tidak hanya bekerja keras dan merencanakan dengan matang, tetapi juga selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap urusan yang dihadapinya.

Salah satu tantangan utama dalam menerapkan tawakal adalah adanya tekanan dari budaya kerja yang sangat kompetitif. Banyak individu merasa bahwa mereka harus terus-menerus bekerja tanpa henti demi mencapai keamanan finansial.

Selain itu, ketergantungan kita pada teknologi dan informasi sering kali memperburuk kecemasan yang dirasakan. Berita tentang krisis ekonomi atau ketidakstabilan politik misalnya, dapat membuat kita merasa bahwa masa depan semakin kelam.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button