FILANTROPI

Aksi Wakaf II: Belajar Wakaf dan Wirausaha Sosial

Jakarta (SI Online) – Baitul Wakaf menggelar diskusi Aksi Wakaf II secara online melalui aplikasi Zoom, Kamis sore 29 Oktober 2020.

Acara bertajuk “Wakaf dan Sociopreneurship Mindset”, itu menghadirkan dua narasumber, yakni dr Gamal Albinsaid, Bio. Med, seorang Inovator Kesehatan asal Malang, Jawa Timur dan Uzroni al-Fatih, seorang Inovator Pemberdayaan Ternak dari Cirebon, Jawa Barat.

Dokter Gamal dikenal sebagai seorang dokter muda di Malang yang mendirikan klinik kesehatan untuk masyarakat dengan tidak memungut uang sebagai bayaran, tetapi dengan sampah. Masyarakat yang berobat, cuma diminta menyetorkan botol plastik, kardus, dan sampah lain kepada petugas sebagai premi asuransi. Klinik Asuransi Sampah namanya.

Pada 2014 lalu, dokter Gamal memperoleh gelar The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur. Penghargaan tersebut diberikan oleh Unilever dan Universitas Cambridge, Inggris, kepada wirausahawan muda yang peduli pada masalah sosial dan lingkungan. Penghargaan itu disematkan oleh Pangeran Charles di Istana Buckingham.

Sedangkan Uzroni, adalah santri lulusan Pesantren Hidayatullah di Cirebon yang dinilai sukses salam memberdayalat ternak domba dan kambing. Ia kini memiliki usaha akikah bernama Aqiqah El-Syifa danusaha peternakan “Villa Domba”. Tak hanya itu, ia juga membina sekitar 90 peternak domba/kambing di wilayah Cirebon.

Pada 2015, Uzroni meraih BSM Santripreneur Award 2015 yang diprakarsai oleh Bank Syariah Mandiri bekerja sama dengan Rumah Enterpreneur Indonesia (REI). Kemudian pada 21 Desember 2016, Uzroni menerima penghargaan Change Maker Award di sektor peternakan dari Laznas BMH atas kontribusinya memberdayakan banyak binaan untuk bisa mandiri dengan beternak domba.

Dokter Gamal sebelumnya mengingatkan, bila ingin menjadi seorang wirausaha sosial (sociopreneurship), harus siap dengan sejumlah risiko. Di antara risiko menjadi seorang wirausaha sosial itu adalah hilangnya gaji tetap, mengorbankan tabungan pribadi, menyumbangkan waktu pribadi dan menghadapi kerugian.

Selain itu, yang menjadi risiko juga adanya analisis bisnis yang salah, hilangnya tim dan habisnya sumber daya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button