NUIM HIDAYAT

Ali Syariati: Sang Syahid yang Hidup

Hidupnya tidak panjang. Hanya sekitar 44 tahun. Tapi karya-karyanya mendunia. Tulisan-tulisannya mengagumkan. Ia diakui sebagai sosiolog Islam yang menggerakkan Revolusi Islam Iran (1978).

Ia bukan hanya jenius dalam menulis. Pidato-pidatonya menggerakkan ribuan mahasiswa dan masyarakat untuk bergerak. Bergerak untuk melakukan revolusi, mengusir Shah Reza Pahlevi dari Iran.

Reza Pahlevi memang ‘raja’ yang zalim. Di masa pemerintahannya banyak ulama dan cendekiawan yang ditangkap dan dihukum penjara. Syariati adalah salah satu cendekiawan yang ‘terdepan’ melakukan perlawanan terhadap Shah Iran saat itu.

Ia pemimpin Iran yang sebenarnya. Seperti kata tokoh besar Islam di tanah air, Tjokroaminoto,”Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, bicaralah seperti orator dan menulislah seperti wartawan.”

Ia mendapatkan gelar kesarjanaannya dari Universitas Mashhad, kemudian ia melanjutkan studi pasca-sarjananya di Universitas Paris. Di sana ia memperoleh gelar doktor dalam filsafat dan sosiologi pada 1964. Lalu ia kembali ke Iran dan langsung ditangkap dan dipenjarakan oleh penguasa Kekaisaran Iran yang menuduhnya terlibat dalam kegiatan-kegiatan subversif politik ketika masih di Prancis.

Ia akhirnya dilepaskan pada 1965, lalu mulai mengajar di Universitas Mashhad. Kuliah dan ceramah-ceramahnya yang menggetarkan akal, menjadikan banyak mahasiswa dan masyarakat luar kampus yang mengidolakannya. Hal ini kembali mengundang tindakan penguasa Iran untuk memaksa Universitas agar melarang Syariati mengajar.

Syariati lalu pergi ke Teheran dan mulai mengajar di Institut Hosseiniye Ershad. Kuliah-kuliahnya kembali sangat populer di antara mahasiswa-mahasiswanya dan akibatnya berita menyebar dari mulut ke mulut hingga ke semua lapisan masyarakat, termasuk kelas menengah dan atas yang mulai tertarik tulisan dan pidato Syariati. Ribuan mahasiswa dan masyarakat umum sering mengikuti pidato-pidatonya yang bernas, mencerahkan dan diinspirasi dari ayat-ayat Al-Qur’an. Salah satu bukunya dicetak lebih dari 60 ribu eksemplar saat itu.

Pihak penguasa merasa terganggu dengan ceramah-ceramah Syariati yang kritis. Mereka dengki (hasad) melihat Ali Syariati makin popular. Maka mereka kemudian menangkapnya bersama mahasiswa-mahasiswa pengikutnya. Ia dipenjara sekitar 18 bulan. Demonstrasi yang yang luas dari penduduk Iran dan tekanan internasional akhirnya ia dan pengikutnya dibebaskan.

Ia dilepaskan pemerintah pada 20 Maret 1975 dengan syarat: tidak boleh mengajar, menerbitkan, atau mengadakan pertemuan-pertemuan, baik secara umum maupun secara pribadi. Aparat keamanan negara, SAVAK, juga mengamati setiap gerakannya dengan cermat.

Syariati menolak syarat-syarat ini dan memutuskan meninggalkan negaranya dan pergi ke Inggris. Tiga minggu setelah di pengasingan, 19 Juni 1977, ia dibunuh. Ia syahid.

Karya-karya Syariati

Lebih dari 29 karya tulis ilmuwan besar ini. Ditambah dengan makalah atau catatan-catatannya mungkin jumlahnya ratusan. Puluhan buku-bukunya hebatnya diterjemahkan di tanah air, diantaranya: Haji, Rasulullah saw Sejak Hijrah Hingga Wafat, Ali Sang Imam: Manusia Agung dalam Sejarah, Wanita di Mata dan Hati Rasulullah, Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat, Tugas Cendekiawan Muslim, Ideologi Kaum Intelektual, Agama Versus Agama, Membangun Masa Depan Islam, Paradigma Kaum Tertindas dan lain-lain.

Bila Syariati menulis, bukan hanya ayat-ayat Al-Qur’an ia tafsirkan dengan mencerahkan tapi ilmu-ilmu modern juga mewarnai gagasan-gagasannya. Ia bisa disebut mujtahid dan mujahid di abad kini.

Dalam membahas masalah hijrah misalnya kebanyakan para ulama menceritakan tentang perjalanan Nabi dari Mekkah ke Madinah dengan kisah-kisahnya. Tapi beda dengan cendekiawan ulung ini. Ia membahas hijrah Rasulullah saw dari perspektif sosiologis, ilmu yang ditekuninya hingga ke Prancis.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button