OASE

Allah SWT Al Khalik Al Mudabbir

Pernahkah berpikir mengapa diri berIslam? Apakah diri berIslam karena ayah ibu, saudara-saudara dan nenek moyang berIslam?

Sungguh nikmat luar biasa tak tergantikan, ketika diri berIslam. Tapi apakah berIslam diri hari ini meyakini bahwa Islam adalah agama yang haq dan Allah adalah Tuhan yang haq?

Untuk menjawab ini, diperlukan proses berpikir yang cemerlang. Karrena keimanan memang harus muncul dari kesadaran dan pemahaman, bukan perasaan. Allah menganugerahi manusia akal yang membedakannnya dari makhluk Allah yang lain. Dengan akal manusia dapat mengetahui Tuhan dan agama yang haq.

Berpikir Raih Keimanan

Coba perhatikan secara mendalam terkait diri sendiri. Mulai dari ujung kaki hingga kepala. Panca indera sampai ke bagian dalam tubuh berupa hati, jantung, empedu, usus, dan sebagainya. Bagian kecil tubuh seperti sel, pembuluh darah serta jaringan urat lainnya saling tersambung dan bekerja sama setiap detik dengan teratur. Bukankah begitu rumit, detail dan sempurna dalam setiap proses kejadiannya?

Coba perhatikan juga alam dan kehidupan sekitar. Air, langit, bumi, aneka tumbuhan dan hewan, kandungan isi perut bumi dan lautan dan sebagainya, bukankah penuh keajaiban? Apakah semuanya ada dengan sendirinya ataukah ada yang menciptakan?

Logika sederhana saja, misal jejak kaki yang ada di tanah berpasir menunjukkan ada orang yang berjalan. Apatah lagi kompleksitas terjadinya diri manusia, alam dan kehidupan, menunjukkan kepastian adanya Sang Pencipta (Al Khaliq).

Tak mungkin pula Sang Pencipta sama dengan makhluk yang diciptakan. Pemahaman ini menghantarkan pada kesimpulan yang haq bahwa tak masuk akal manusia menjadikan manusia lain sebagai Tuhan. Pun sama tak masuk akal manusia menjadikan makhluk lain sebagai Tuhan. Apatah lagi menjadikan buatan tangan manusia (misal patung berhala) sebagai Tuhan. Karena hakikatnya makhluk ciptaan adalah lemah, terbatas, kurang dan membutuhkan selain dirinya. Tuhan selain Allah hakikatnya adalah makhluk yang diberikan sifat-sifat ketuhanan. Tak layak menyekutukan Allah dengan makhlukNya. Bagi yang berpikir cemerlang akan meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang haq. Maha benar Allah yang berfirman:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (ulul albab). (Yaitu) orang yang mengingat Allah, sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, peliharalah kami dari siksa api neraka.(QS Ali Imran ayat190-191 ).

ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. ( QS. Az Zumar ayat 62)

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button