MUHASABAH

Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Telah tampak kerusakan di muka bumi ini, dimana banyak pelaku maksiat dan kejahatan dimana-mana. Kejahatan/kemungkaran ini bisa terjadi di tempat rekreasi, tempat hiburan, hotel, penginapan, salon, kafe, bioskop, kampus dan sebagainya.

Pelakunya pun dari berbagai kalangan, baik secara individu, kelompok maupun dari penguasa. Kejahatan pun semakin modern dengan berbagi kemajuan teknologi membuat para pelaku kejahatan semakin ‘cerdas’ dalam melakukan aksinya.

Berbicara kemurkaan tidak hanya dalam perbuatan nyata, kadang kala tanpa disadari kemungkaran itu hadir lewat lisan, tulisan dan perbuatan yang tanpa disadari telah menyalahi aturan Sang Ilahi.

Tengoklah saat ini di media sosial, berapa banyak pihak yang tersakiti hatinya, karena komentar para nitizen. Kadang merasa paling benar sehingga berhak menghakimi perbuatan manusia lainnya tanpa didasari kapabilitas ilmu yang baik.

Maka, ketika terjadi pemisahan agama dalam kehidupan saat ini, aurat dipertontonkan di media sosial, berbagai cara dilakukan guna mencari ‘panggung sosial’ demi ketenaran sesaat. Untuk mencapai kepuasan duniawi ini, agama mereka pisahkan saat beraktivitas. Agama hanya sebagai indah ritual saja.

Amar Makruf Lebih Utama

Melihat fenomena ini jelas, aktivitas amar makruf nahi mungkar penting kita lakukan. Karena dengan berjalannya amar makruf ini akan banyak keutamaan yang didapat. Sebagaimana Firman Allah SWT, “Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka melakukan amar makruf nahi mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat serta mentaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (TQS at-Taubah [9]: 71). Juga dapat di lihat di dalam Al Qur’an Ali Imran (3) ayat 110.

Berkaitan dengan ayat tersebut, Imam Ahmad rahimahulLah meriwayatkan hadis dari Durrah binti Abu Lahab yang berkata: pernah ada seseorang berdiri menghadap Nabi saw. Ketika itu beliau berada di mimbar. Orang itu berkata, “Ya Rasulullah, siapakah manusia terbaik?” Beliau bersabda, “Manusia terbaik adalah yang paling hafal al-Quran, paling bertakwa kepada Allah, paling giat melakukan amar makruf nahi mungkar dan paling rajin bersilaturahmi di antara mereka.” (HR Ahmad).

Dari penjelasan di atas, kita memahami bahwa selama tatap berpegang teguh dan menjaga amar makruf nahi mungkar insyaallah, umat Islam akan menjadi umat terbaik. Namun, bila aktivitas amar makruf nahi mungkar ini ditinggalkan maka kemuliaan dalam diri kaum muslim akan lenyap.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button