RESONANSI

Anies Menyoal Kemandirian Kedaulatan NKRI

Meski secara dejure Anies belum final diusung koalisi partai, namun pada saatnya ansich sah juga secara hukum menjadi peserta Pilpres 2024 nanti.

Dikarenakan secara de facto, Anies sudah didukung publik yang ditandai tidak hanya sinyal, namun aksi dan gerakan nyata yang mencerminkan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat: membuncah dan membludaknya dukungan, partisipasi dan aspirasi yang tulen dan geniun terbentuknya komunitas sukarelawan politik, tanpa sokongan akomodasi dan logistik, tanpa pamrih dan tanpa embel-embel kepentingan “vested interested”, kecuali hanya satu tujuan menjadikan Anies Presiden memimpin signifikansi perubahan Indonesia paling tidak satu dasawarsa ke depan.

Dan garda depan perubahan signifikan itu, kuncinya adalah adanya kemandirian kedaulatan itu sendiri. Dan terwujudnya kemandirian kedaulatan itu landasan idiologinya, adalah dasar pedoman dan panduan bangsa, Pancasila, sebagai legacy nilai-nilai maha luhur yang diciptakan para Founding Fathers tak dipunyai dan takkan disamai oleh satu negara pun di dunia.

Tetapi, sungguh telah kita abaikan dan terbuang sangat jauh, bahkan kita tengah terseret arus globalisasi yang seharusnya itulah yang harus kita abaikan dan buang jauh-jauh: me-returning point menghormati dan menghargai kemandirian kita Indonesia sendiri yang takkan terbantahkan sesungguhnya sangat banyak keunggulan negara dan bangsa ini.

Dan Anies telah sukses —meski masih dalam skala Jakarta, menterjemahkan penerapan nilai-nilai Pancasila itu dalam implementasi program-programnya —yang tak perlu disebutkan satu per satu di sini, tetapi telah dirasakan secara nyata oleh seluruh warganya semangat kesetaraan, keadilan dan persatuan itu.

Dan itu diharapkan ketika Anies memenangkan kursi Presiden akan menjadi resultante politik pengembangannya di seluruh Indonesia dalam skala nasional kelak.

Sekaligus, ini menjadi jawaban niscaya terbantahkannya tuduhan fitnah keji —boneka Amerika, zionisme Barat atau Illuminati Yahudi Israel atau Khilafah sekalipun, yang disampaikan oleh orang-orang yang berkepentingan dengan segala “vested interested” —padahal dirinya sendiriyang pro materialisme “komunisme gaya baru” atau liberalisme kapitalistis—yang selalu diberikan peluang oleh Jokowi sendiri yang tanpa disadarinya telah “menusukkan pedang di balik punggungnya sendiri” berakibat kerugiannya merusak dan menghancurkan bangsa dan negara kita sendiri?

Wallahu a’lam Bisshawab.

Mustikasari-Bekasi, 29 Januari 2023

Dairy Sudarman, Pemerhati politik dan kebangsaan.

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Artikel Terkait

Back to top button