Atsar Pendidikan Anak 5 Tahun hingga Aqil Baligh (Tarbiyah Islamiyyah)
Suatu kali Al-Mufdhil bin Zaid melihat anak laki-laki seorang Badhuwi Muslimah, ia kagum melihat anak tersebut, lalu bertanya (tentang pendidikannya) kepada sang ibu. Muslimah Badhuwi itu menjawab:
“Jika ia sampai usia 5 tahun, aku akan menyerahkannya kepada seorang pendidik (guru), agar sang guru menjadikannya hafal Al Qur’an, lalu ia mampu membacanya, lalu mengajarkan syairnya serta bisa meriwayatkannya, dan membuatnya cinta terhadap kemegahan kaumnya lalu mencari jejak-jejak terpuji bapak dan kakek-kakeknya. Ketika ia sampai usia baligh, aku membawakannya di atas punggung kuda lalu ia berlatih dan berlatih menjadi penunggang kuda, belajar menyandang senjata, lalu (belajar) berjalan di antara rumah-rumah perkampungan dan mendengarkan suara orang yang meminta pertolongan” (Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam jilid 1, Syaikh Dr Naseh Al Ulwan, Bandung: penerbit Asy-Syifa, 1981, h. 287).
Mutiara Pendidikan:
- Badhuwi: suku-suku Arab yang tidak bermukim di suatu kota, berpindah-pindah alias suku nomaden, biasanya memiliki tingkat kefasihan berbahasa dan sastra Arab yang sangat tinggi. Contoh Bani Sa’ad, suku asal Halimah As-Sa’adiyah ibu susu Rasulullah.
- Menghafalkan Al Qur’an menjadi pendidikan utama dan terpenting di usia dini, paling tidak 5 tahun sudah mulai diajarkan membaca Al Qur’an. Jangan diperlambat.
- Mampu membaca Al Qur’an dan menghafalnya termasuk ciri seorang Muslim yang sejati.
- Mengajarkan syair agar fasih berbahasa dan berkomunikasi, sekaligus mempertajam perasaan dan aqal setelah dilandasi pendidikan Al Qur’an. Ingat, manusia hidup selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Ini juga termasuk fondasi dakwah karena dakwah sejatinya komunikasi yang baik dalam menawarkan nilai-nilai Islam.
- Mengetahui sejarah hidup keluarga. Mengenal karakter mereka. Ini merupakan sunnah, ini tradisi pra kenabian Rasulullah yang dibenarkan oleh agama. Boleh juga berbangga dengan keluarganya asal tidak berlebihan sampai mengalahkan cintanya kepada Islam dan ukhuwah Islam.
- Saat usia aqil baligh (10-15 tahun) diajarkan cara menunggang kuda, mengendarai kendaraan secara baik, apalagi kuda indentik dengan jihad dan misi dakwah.
- Diajarkan kepada anak agar bisa bersenjata dengan baik, terutama panah dan senjata lontar. Ini sunnah yang paling utama dalam bela diri dan olah raga.
- Melatih bersosialisasi. Berkeliling dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, harus dimulai sejak usia aqil baligh. Tentu yang dimaksud adalah berinteraksi mandiri dengan melatih adab-akhlak Islami.
- Melatih kepekaan sosial, membangun rasa iba dan kemanusiaan. Melatih diri membantu dan memberikan solusi, jika ada masyarakat sekitar atau tetangga yang meminta pertolongan.
Atsar di atas termasuk pokok-pokok pendidikan Islam di usia dini hingga aqil baligh. Wallahu’alam..
Ilham Martasyabana
Penggiat sejarah Islam & pemegang Ijazah Sanad Hadits Arbain Nawawi