Babeh Haikal Sayangkan Ada Pihak yang Bantah Uighur Dizalimi
Bogor (SI Online) – Tokoh Persaudaraan Alumni 212 Ustaz Haikal Hassan atau yang akrab Babeh Haikal menilai bahwa saat ini umat Islam menjadi korban stigmatisasi bahkan kekerasan fisik.
“Disaat umat Islam dizalimi di berbagai tempat, tetapi malah umat Islam yang dituduh radikal dan intoleran,” ungkapnya saat berceramah di Masjid Al Hijri II Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Sabtu (28/12/2019).
Babeh mengutip pernyataan seorang jurnalis asal Australia yaitu John Pilger, bahwa korban seluruh kejadian genoside dan terorisme 94 persennya adalah umat Islam. Sementara sisanya 6 persen bukan berdasarkan latar belakang agama.
Terkait Muslim Uighur, Babeh menyayangkan ada pihak yang membantah ada kezaliman di Xinjiang, China. “Sebanyak 26 negara telah melakukan investigasi, ternyata ada. China sendiri awalnya membantah namun akhirnya meralat, menyatakan kamp-kamp yang ada itu untuk deradikalisasi,” ungkapnya.
“Karena itu jangan mengatakan disana tidak ada penindasan, itu menyakiti umat Islam, mana mungkin penindasan itu ditunjukkan,” tambahnya.
Sementara itu, Babeh juga mengkritik pemerintah yang mengklaim telah melakukan upaya terkait masalah Uighur ini secara tertutup. “Siapa bilang tertutup itu budaya Indonesia, dahulu Pak Harto terbuka kok,” jelasnya.
Ia mencontohkan, ketika Soeharto langsung mendatangi Bosnia ketika ada kezaliman di sana. Melakukan negosiasi bahkan membangun masjid yang besar.
“Jadi bangsa Indonesia dalam sejarahnya sejak dahulu tidak akan tinggal diam melihat penindasan. Silahkan pemerintah melakukan upaya-upaya diplomasi sementara kami melakukan unjuk rasa untuk menunjukkan solidaritas terhadap saudara kami Muslim Uighur,” tandas Babeh Haikal.
red: adhila