MUHASABAH

Seruan dari Seorang Muslim Uighur kepada Umat Islam

Pertama, saya berdoa semoga setiap Muslim memperoleh berkah Ramadhan. Semoga Allah SWT menerima semua amal kebaikan kita dan terus memberkahi kehidupan kita.

Saya ingin memberikan gambaran lain tentang bulan Ramadhan kepadamu. Bayangkan jika Anda hidup di sebuah tempat di mana merayakan kedatangan Ramadhan saja—sebagai bulan yang paling mulia dalam Islam, adalah tindakan yang dilarang.

Bayangkan jika Anda memasuki bulan Ramadhan di sebuah tempat di mana pemimpin negeri Anda menempatkan satu orang aparat negara untuk tinggal di rumah Anda dengan tugas untuk memastikan bahwa Anda tidak berpuasa dengan mewajibkan Anda makan di siang hari selama bulan Ramadhan.

Bayangkan dalam sebuah bulan yang penuh berkah Anda justru dikirim ke sebuah kamp konsentrasi karena berdasarkan laporan aparat negara tersebut Anda melakukan ibadah puasa. Bayangkan hadirnya sebuah bulan suci tidak dirayakan sama sekali, bahkan identitas keIslaman Anda secara sengaja ingin dihapuskan.

Bayangkan dalam bulan penuh berkah ini ada sebuah tempat di mana Anda akan dipenjara hanya karena melakukan shalat. Bayangkan di sebuah negeri berpenduduk Muslim, jika Anda bertanya apakah sebuah barang atau makanan halal atau haram, maka itu adalah tindakan kriminal.

Saat ini, saya adalah perwakilan dari warga Muslim Uighur di Turkistan Timur yang menjadi target pembunuhan etnik (genosida) rezim Komunis China. Saya sudah mengalami semua kondisi yang saya sebutkan di atas.

Dengan niat tulus memohon perlindungan dan kasih sayang kepada Allah SWT, saya ingin menjelaskan praktik genosida yang dialami warga Muslim Uighur. Saya juga ingin mengungkap tujuan utama rezim Komunis China selama bulan penuh berkah ini.

Seperti yang Anda ketahui, Turkistan Timur adalah tanah air bagi Muslim Uyghur, Kazakh, dan Kyrgyz. Ketiga etnis ini telah mengalami penindasan sejak pendudukan rezim Komunis China pada 1949.

Sejak China menduduki tanah air kami, rezim Komunis China secara sistematis terus berusaha membasmi etnis kami. Hal ini karena wilayah Turkistan Timur sangat strategis, baik secara geografis maupun kandungan sumber daya alam dan kesuburan tanahnya. Tanah air etnis Uighur ini, yang terletak di titik paling Barat dari China, merupakan lokasi penting bagi ambisi ekonomi dan diplomatik Beijing.

Oleh karena, itu, proses “Sinifikasi“ wilayah ini dan usaha untuk menghapuskan identitas keIslaman wilayah ini merupakan perjuangan eksistensial bagi rezim di China.

Sejak rezim Mao dan setelahnya, para pemimpin Partai Komunis China telah menggunakan berbagai untuk men-Chinakan warga Uyghur. Singkat kata, warga China Han merupakan pihak yang pertama kali menempati wilayah Turkistan Timur. Mereka datang dari berbagai wilayah untuk merubah demografi penduduk di Turkistan Timur.

Selain itu, kurikulum pendidikan di Turkistan Timur juga disesuaikan dengan kepentingan rezim Komunis dengan tujuan untuk menjauhkan generasi muda Uyghur dari bahasa, agama, dan kebudayaannya sendiri. Dalam hal ini, sekolah-sekolah Islam ditutup. Selama bertahun-tahun, rezim China selalu berusaha menghapuskan jejak-jejak Islam dari kehidupan warga Uighur. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa rezim Komunis China melakukan hal ini—pertanyaan yang akan saya jawab dalam tulisan ini.

1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button