Benarkah Dunia Membutuhkan China?
Kaum komunis China kian jemawa. Lewat penyataan Presiden Xi Jinping yang menegaskan bahwa dunia membutuhkan China untuk laju perkembangan dan pembangunannya.
Hal demikian disampaikan Xi Jinping di depan media asing di Beijing, tepatnya sehari setelah ia terpilih kembali menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis China untuk masa jabatan ketiga (2022-2027).
Dalam pernyataannya, ia pun menambahkan bahwa perlulah bagi masyarakat dunia untuk bersama-sama menatap permasalahan kemanusiaan guna mewujudkan kehidupan yang tenteram, menjalin kerja sama yang saling menguntungkan, dan saling menggandeng tangan dalam membangun masa depan dunia di bawah arahan mereka.
Mirisnya, pernyataan ini seolah diamini oleh pejabat negeri ini. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan turut mengakui bahwa andilnya China dalam perekonomian Indonesia telah memberikan kekuatan.
Pasalnya, di saat di tengah banyak negara jatuh pada jurang krisis, Indonesia justru kini mampu bertahan. Ujar LBP dalam Peluncuran Laporan Kegiatan CSR Perusahaan-Perusahaan China di Indonesia, Rafles Hotel Jakarta (28/10/2022).
Sebagai warga negeri ini yang mencoba untuk mandiri dan berdikari, seharusnya kita menolak lupa. Mohon dirujuk kembali bahwa China merupakan negara berpandangan hidup komunisme.
Sesungguhnya bantuan demi bantuan yang ditawarkan bukan untuk membantu negeri lain berkembang, yang ada menjadikan negara jeratannya agar segera tumbang.
Ingatlah kebengisan yang telah dilakukan oleh China Komunis, terutama terhadap umat Islam di Turkistan Timur. Lebih dari satu juta orang dibuat tragis oleh China Komunis.
Muslim Uighur dipaksa keluar dan disebar ke berbagai provinsi di China. Sementara etnis Han China didorong untuk berdiam diri di Xinjiang sampai etnis Uighur hanya tinggal 40% dari penduduk Xinjiang.
Adapun secara ekonomi, eksistensi China tidak ubahnya seperti negara Imperialis pada umumnya, seperti Amerika, Inggris juga negara Eropa lainnya.
China ikut andil menjadi bagian dari kapitalisme global, masuk ke dalam IMF juga Bank Dunia. Cara menjeratnya sama, menjadikan utang, pasar bebas sebagai senjata untuk meraup laba.