Benarkah Dunia Membutuhkan China?
Jebakan utang China dalam jangka panjang di Indonesia akan mengakibatkan ketidakstabilan keuangan bahkan kelas merusak kedaulatan negara.
Cobalah penguasa ini berkaca pada kasus Srilanka yang membangun Hambantota yang menghabiskan dana 1,3 miliar U$ dolar Amerika yang tidak lain bersumber dari utang kepada China Harbour Engineering Company dan Sinohydro Corporation.
Namun, pada akhirnya harus gigit jari merelakan sahamnya beralih ke China karena Pemerintah Srilanka kesulitan membayar utangnya pasca pelabuhan dibuka.
Sementara negeri kita, Indonesia tercinta, investasi China begitu didambakan, bukan malah dipersoalkan. Tidakkah Bapak pejabat di negeri ini belajar dari korban-korban jeratan utang China?
Di sisi lain kekhawatiran masyarakat yang dirasa adalah sebuah kewajaran, mengingat proyek infrastruktur yang berkaitan dengan China dinilai bermasalah karena telah menggunakan dana APBN yang sebelumnya ditolak.
Diperparah lagi dengan berbondong-bondongnya tenaga kerja asing asal China, sementara tenaga kerja lokal tak sedikit yang hidup susah terlunta-lunta.
Bukan isapan jempol belaka, dari peristiwa ini yang menjadi pihak yang diuntungkan dari kerjasama dengan China adalah para tuan pengusaha yang menopang tahta penguasa. Nasib masyarakat kecil jadi taruhan mereka. Sempit kian terhimpit dengan keserakahan kaum oligarki.
Walhasil, yang dibutuhkan dunia bukanlah komunis China, tapi pandangan hidup yang mulia nan paripurna. Ideologi yang bersumber dari Yang Maha Kuasa, ialah Allah Ta’ala. Agama sekaligus pandangan hidup itu adalah Islam, bukan komunisme juga kapitalisme yang bersumber dari keterbatasan logika manusia.
Islam diibawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai risalah mulia. Islam hadir sebagai solusi dari setiap permasalahan yang di hadapi oleh seluruh umat manusia.
Semua kekisruhan dunia akan mampu diatasi dengan penerapan Islam yang hakiki. Islam yang diterapkan dalam kepemimpinannya sebagaimana contoh Nabi Saw dan Khulafaur Rasyidin Yaang bermula di kota Madinah Al-Munawarah.
Adanya Islam dijadikan sebagai landasan kehidupan bermasyarakat juga bernegara. Maka Rahmat bagi semesta menjadi hal yang niscaya. Tidakkah kita mendambakannya?
Wallahu’alam bishawab.
Ammylia Ummu Rabani, Muslimah Peduli Umat.