#Save UighurINTERNASIONAL

China Terapkan Represivitas Sistematis Targetkan Muslim Uighur

Xinjiang (SI Online) – Lembaga think tank Australia menyerukan penyelidikan di Xinjiang, China, menyusul publikasi dokumen bocor yang diduga merinci penindasan Muslim Uighur.

Australian Strategic Policy Institute (ASPI) dalam laporan terbarunya menjelaskan adanya represivitas sistematis menargetkan Muslim Uighur. Demikian pemberitaan Aljazeera, Rabu (20/10/2021).

Laporan setebal 82 halaman itu juga mengacu pada materi yang sebelumnya tidak pernah dipublikasikan, yang diperoleh dengan mengorek melalui situs web pemerintah China dan dari ribuan sumber berbahasa Mandarin, termasuk catatan polisi dan dokumen lainnya.

Dengan menggunakan data tersebut, ASPI mengumpulkan bukti yang menunjukkan “lima perangkat utama kebijakan represif pemerintah Xinjiang yaitu 1) penahanan massal, 2) kerja paksa, 3) pengawasan massal di rumah hingga, 4).pengendalian kelahiran secara paksa, dan 5) propaganda di mana-mana”.

Di ibu kota Xinjiang, Urumqi, misalnya, pemerintah yang dikendalikan Beijing telah mengerahkan “komite lingkungan” dan polisi untuk memantau masyarakat, mengirimkan “petunjuk mikro … ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak biasa”.

Pada November 2018, Anayit Abliz, seorang Muslim Uighur dari wilayah Xinjiang, China, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena menggunakan aplikasi berbagi file bernama Zapya dan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk berkomunikasi secara online pada tahun sebelumnya.

Selama bulan-bulan penahanan yang mengarah pada keyakinannya, keluarga remaja tersebut menjadi sasaran pengawasan yang mengganggu, dengan kegiatan sehari-hari mereka dicatat dalam serangkaian laporan yang diajukan di bawah judul, ‘Situasi mengenai orang-orang yang ditahan atau menjalani pendidikan ulang’.

Penahanan dan dugaan pelanggaran di dalam fasilitas pemerintah tertutup telah digambarkan oleh Amerika Serikat dan kelompok hak asasi manusia internasional sebagai bentuk genosida yang merupakan “kejahatan terhadap kemanusiaan”. Bulan lalu, Amnesty International menuduh China menciptakan “pemandangan neraka dystopian” di Xinjiang

“Di tengah perdebatan internasional tentang apakah peristiwa baru-baru ini di Xinjiang merupakan genosida, dan sementara para pejabat China secara aktif menghapus bukti yang relevan dan berusaha untuk membungkam mereka yang berbicara, penting untuk melakukan penyelidikan yang tepat waktu dan terperinci terhadap pemerintahan Xinjiang sekarang.”

Kementerian Luar Negeri China sebelumnya menuduh ASPI “menyebarkan kebohongan dan desas-desus fitnah” terhadap Beijing.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button