Beradab dan Berkarya di Usia Belia
Lulus PRISTAC, Fatih Madini melanjutkan pendidikan ke Pesantren Tinggi Pemikiran dan Peradaban Islam, yaitu AT-TAQWA COLLEGE. (https://attaqwa.id/program/atco). Ketika itulah, ia menerbitkan bukun yang berjudul Reformasi Pemikiran Pendidikan Kita (Depok: YPI At-Taqwa, 2020).
Tahun 2021, Fatih Madini lulus dari At-Taqwa College Depok dan melanjutkan kuliah ke Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, dengan konsentrasi Program Jurnalistik Profesional. STID Mohammad Natsir merupakan Kampus di bawah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia yang mendidik para mahasiswanya dengan nilai-nilai perjuangan dan intelektual. (https://indonesiainside.id/news/humaniora/2019/09/26/stid-natsir-jadi-perguruan-tinggi-islam-swasta-terbaik).
Buku Solusi Kekacauan Ilmu ini adalah skripsi yang ditulisnya di At-Taqwa College Depok. Selain kuliah, sehari-hari Fatih Madini juga menjadi guru di Pesantren At-Taqwa Depok. Imad, panggilan Fatih Madini, pernah menjadi pelatih Taekwondo di BTC (Brimob Training Center) dan juga pelatih silat di Pesantren at-Taqwa Depok). Kumpulan tulisan Fatih Madini dapat dibaca di FB-nya: https://www.facebook.com/madinifatih/. (20/2/2022/humas-STIDMN)
Acara peluncuran itu diumumkan sehari sebelumnya, hari Sabtu (19/2/2022) malam. Acara dihadiri oleh lebih dari 130 peserta. Ada sejumlah dosen dan peneliti yang menghadiri acara itu. Seorang peneliti dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), menyarankan agar Azzam dan Imad bisa ikut dalam penelitian BRIN tentang agama dan keilmuan. Caranya, bisa secara resmi, STID Mohammad Natsir mengajukan kerjasama penelitian dengan BRIN.
Pada hari Jumat (18/2/2022), peneliti itu sudah mengikuti presentasi Azzam tentang konsep netralitas ilmu, di Masjid BRIN Jalan Gatot Subroto Jakata. Ia menyampaikan, buku karya Azzam itu bisa dikembangkan lebih lanjut. Banyak aspek yang bisa diteliti. Tentu saja, saran peneliti itu perlu disambut dan ditindaklanjuti oleh pimpinan STID Mohammad Natsir.
Pada kesempatan peluncuran bukunya, Fatih Madini menjelaskan dengan sistematis konsep budaya ilmu, problematika keilmuan yang dihadapi umat Islam, dan juga memberikan solusinya. Buku Fatih Madini setebal 434 halaman ini bukan karya biasa-biasa saja, apalagi ditulis oleh seorang mahasiswa berumur 19 tahun. Buku ini mencantumkan referensi dalam daftar pustakanya, sebanyak 113 judul buku dalam bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris.
Dalam acara itu saya menjelaskan secara singkat, bagaimana proses pendidikan yang dijalani oleh kedua mahasiswa, yang mirip dengan proses pendidikan yang dijalani oleh Mohammad Natsir. (Lihat buku: Adian Husaini dan Galih Setiawan, Pemikiran dan Perjuangan M. Natsir dan Hamka dalam Pendidikan, Jakarta: GIP, 2018). Wallahu A’lam bish-shawab.
(Depok, 21 Februari 2022).
Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)