BKsPPI: Memaknai Hari Santri dengan Menguatkan Budaya Ilmu Pesantren
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Sesungguhnya hanyalah yang takut kepada Allah dari hambanya adalah para ulama (orang yang berilmu), sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha pengampun.” (QS. Al-Fathir: 28)
Budaya Dakwah
Pesantren dan dakwah adalah dua hal yang tak terpisahkan. Dakwah merupakan bagian pengabdian pesantren untuk membangun masyarakat ke arah yang lebih baik, dan menyelamatkan mereka dari kehancuran.
Dakwah merupakan ruh kehidupan agama Islam. Islam tidak akan tegak tanpa dakwah. Dengan dakwah ini, semua perkara yang ma’ruf akan terealisasikan, demikian juga perkara yang munkar akan terhapuskan.
Jika amar ma’ruf dan nahi munkar tegak di tengah-tengah masyarakat, berarti tatanan kehidupan bermasyarakat akan tegak dibagun di atas aturan Allah, sehingga tatanan kehidupan masyarakat yang Islami akan terwujud nyata.
Dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar, merupakan benteng pertahanan Islam untuk tetap eksis di muka bumi ini.
Dengan dakwah Islam ini, akan mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan dalam arti memberi dasar filosofi, arah, dorongan dan pedoman perubahan masyarakat sampai terbentuknya realitas sosial baru, yaitu masyarakat Islami yang mengemban amanah Allah sebagai khalifatullah di muka bumi ini.
Perkara amar ma’ruf dan nahi munkar menempati kedudukan yang agung. Dimana para ulama menganggapnya sebagai penopang rukun-rukun Islam. Sesungguhnya Allah telah mengedepankan perkara ini atas keimanan dalam firman-Nya:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imran: 110)