FILANTROPI

CAF: Indonesia Negara Paling Dermawan di Dunia

Jakarta (SI Online) – Lembaga amal Charities Aid Foundation (CAF) menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia berdasarkan World Giving Index yang dikeluarkan pada Senin 14 Juni 2021.

Indonesia berada di peringkat pertama dalam daftar negara dermawan dengan skor indeks keseluruhan 69 persen, naik dari 59 persen pada indeks tahunan terakhir yang dikeluarkan tahun 2018.

Menurut laporan WGI, Indonesia menempati peringkat teratas dalam partisipasi memberikan sumbangan uang dengan persentase orang yang menyumbangkan uang sampai 83 persen dan menempati posisi tertinggi dalam partisipasi pada kegiatan kesukarelawanan (60 persen).

Direktur Filantropi Indonesia Hamid Abidin mengungkapkan, kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan krisis ekonomi rupanya tidak menyurutkan semangat masyarakat Indonesia untuk berbagi. Bahkan, kondisi sulit yang terjadi saat ini malah meningkatkan semangat masyarakat untuk gotong-royong membantu sesama.

“Yang berubah hanya bentuk sumbangan dan jumlahnya saja. Masyarakat yang terkena dampakk tetap berdonasi uang meski nilai sumbangan lebih kecil, atau berdonasi dalam bentuk lain seperti barang dan tenaga,” kata Hamid dalam keterangan resmi, Selasa (15/6/2021).

“Di beberapa lembaga sosial dan filantropi jumlah donasi tetap naik meski peningkatannya tidak setinggi pada saat normal,” tambahnya.

Hamid melanjutkan, keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan posisinya sebagai negara paling dermawan di dunia didukung oleh beberapa faktor. Salah satu yang terkuat yakni pengaruh ajaran agama dan tradisi lokal yang berkaitan dengan kegiatan berderma dan menolong sesama yang telah mendarah-daging dalam masyarakat Indonesia.

“Hal ini terbukti dari temuan WIG yang menunjukkan bahwa donasi berbasis keagamaan menjadi penggerak utama kegiatan filantropi di Indonesia di masa pandemi,” imbuh Hamid.

Selain itu, katanya, kondisi perekonomian Indonesia yang relatif lebih stabil dibanding negara lain juga menjadi faktor pendorong terbentuknya kepribadian murah hati masyarakat. Di samping itu, peran pegiat filantropi menjadi penting.

Ia menyatakan bahwa transformasi kegiatan filantropi dari konvensional menjadi digital serta keterlibatan influencer dalam kegiatan filantropi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

“Keterlibatan mereka membuat filantropi bisa dikemas dan dikomunikasikan dengan popular ke semua kalangan, khususnya anak muda,” pungkas Hamid.[]

Artikel Terkait

Back to top button