NASIONAL

Eks Napiter: WNI Eks ISIS Bisa Berubah Walaupun Sulit

Jakarta (SI Online) – Mantan narapidana kasus terorisme (napiter) Haris Amir Falah (56) mengatakan, para WNI eks ISIS yang sekarang berada di Suriah memungkinkan untuk berubah jika dilakukan pembinaan. Perubahan itu bisa terjadi jika ada kesadaran pribadi.

Hanya saja, kata Haris, kemungkinan untuk berubah itu hanya 50 persen saja. Sebab menurutnya yang paling sulit dideteksi adalah kemungkinan menyembunyikan keyakinan dan sikap.

“Saya rasa semua orang bisa terjadi perubahan. Tapi perubahan itu sulit,” kata Haris dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertema “WNI ISIS, Dipulangkan atau Dilupakan?” di Jakarta, Sabtu pagi 7 Maret 2020.

Menurut Haris, ada yang mau kembali karena memang sudah kalah, ada yang pura-pura. Inilah yang menurut dia sulit dideteksi siapapun.

Sebelumnya, Haris mengaku setuju atas keputusan pemerintah untuk tidak memulangkan sekitar 699 orang WNI eks ISIS ke Indonesia. Menurutnya, orang-orang itu keluar dari Indonesia atas dasa ideologi.

“Cuma faktanya ada yang jadi korban saja. Mereka pergi karena terpengaruh, bukan karena ideologi,” kata dia.

Haris yang pernah masuk penjara dalam kasus pendanaan latihan militer di Jantho, Aceh itu, mengaku dihubungi oleh beberapa keluarga WNI eks ISIS. Mereka meminta supaya kerabatnya bisa kembali ke Indonesia karena dinilai hanya menjadi korban belaka. Sementara mereka sendiri tidak meyakini ISIS.

“Kalau saya sejak awal tidak setuju ISIS,” kata penulis buku “Hijrah dari Radikal kepada Moderat’ itu.

Selain Haris, diskusi menghadirkan Donny Gahral Adian (Tenaga Ahli Utama KSP), Ansyaad Mbai (Mantan Kepala BNPT), Jamhari Makruf (Wakil Rektor UIII), dan Arya Sandhiyuda (Analis Politik Internasional).

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button