OPINI

Exit Way Pandemi COVID-19 Bidang Kesehatan

Dua bulan lebih Indonesia dilanda Covid-19 dan hampir sebulan PSBB diberlakukan. Pemda DKI juga memberikan sinyal PSBB akan dikendurkan, ditambah dengan kalimat kontroversi pak Presiden akan “berdamai” dengan Covid-19 atau hidup berdampingan. Pro dan kontra timbul di masyarakat.

Ada kelompok masyarakat yang sudah tidak tahan berdiam diri di dalam rumah, lapar, tidak ada penghasilan, bosan dan lain-lain, atau bahkan karena sakit , mulai mengalahkan “fearness” terhadap Covid-19.

Namun, ada juga kelompok masyarakat yang menyayangkan masyarakat yang sudah keluar rumah. Apalagi melihat angka-angka kurva pertambahan jumlah positif Covid-19 yang disajikan media. Kelompok ini misalnya kelompok tenaga kesehatan yang memang garda terdepan dalam menghadapi Covid-19 dan banyak menjadi korban.

Situasi mengkhawatirkan dilihat dari keberhasilan lockdown yang bervariasi di negara-negara di dunia, ditambah dengan adanya issue “second hit”. Ketidakjelasan kapan bebas dari Covid-19 ini membuat lockdown harus diperpanjang hingga waktu yang tidak jelas dan semakin mustahil.

Lalu apa solusi jalan keluarnya atau Exit Way? Terutama dibidang kesehatan yang merupakan masalah hulu dari Pandemi Covid-19 ini. Artinya masalah kesehatan ini dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah di bidang lain seperti pendidikan, ekonomi, sosial dsb.

Mencoba berpikir jalan tengah, mengaspirasi kedua kelompok dan menganalisa situasi. Untuk kondisi indonesia, khususnya DKI Jakarta. Data objektifnya adalah :

  1. Kurva pertambahan kasus positif “cenderung landai” di DKI namun masih “cenderung memuncak” di Indonesia karena kasus-kasus di daerah baru mulai bermunculan.
  2. Angka kematian pasien terduga Covid-19 atau PDP “cenderung menurun” baik di DKI ataupun di Indonesia.
  3. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker dan “physical distancing” cenderung meningkat di DKI dan beberapa daerah namun masih juga ada yang minim.
  4. Meningkatnya “virtualisasi” berbagai bidang, sehingga masyarakat mulai terbiasa.
  5. Tingkat stress masyarakat meningkat akibat kekurangan bahan makanan, keuangan, dan sakit.

Sementara ada data-data lain yang belum atau tidak terungkap seperti data kasus yang belum diperiksa swab akibat keterbatasan alat, data angka kesakitan atau kematian penduduk di rumah akibat penyakit yang bukan Covid-19 akibat PSBB.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button