SUARA PEMBACA

Gandeng Ulama Hanya untuk Raih Suara

Ketidakkonsistenan semakin tampak jelas terus dipertontonkan oleh penguasa di negeri ini. Berbagai macam dalih dikembangkan terus-menerus di berbagai tempat, suasana dan sarana umum. Agar bisa mudah diterima masyarakat luas, utamanya umat Islam yang menjadi mayoritas penduduk negeri ini. Sekaligus menginginkan jaminan apa saja yang menjadi target pemerintahanya.

Ro’yul aam (opini umum) dibangun secara berkesinambungan, tidak lagi memperhatikan dan mempedulikan ” kehormatan dan kemuliaan Ulama” yang terpenting targetnya tercapai dengan gemilang.

Kini penguasa beserta kaki tangannya bekerja mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, siang malam tanpa kenal lelah demi memadamkan gejala kebangkitan umat dengan berbagai cara. Salah satunya dengan dijauhkannya umat dari ulama yang lurus, dengan memberikan label-label yang keji kepada para ulama. Umat diseru dan ditakut-takuti agar tidak mengkuti, menghadiri mengundang ulama-ulama, ustadz, mubaligh yang menurut mereka isi ceramahnya menyindir dan menyinggung kebijakan penguasa yang dikait-kaitkan dengan urusan agama. Hal itu dianggap membahayakan keutuhan NKRI dan kebhinekaan serta akan menimbulkan perpecahan di antara umat.

Penguasa dan antek-anteknya melakukan semua itu agar terlihat dan terkesan melakukan upaya perlindungi dan kepedulian terhadap warga negaranya dari bahaya laten yang akan timbul.

Namun lucunya, saat ini penguasa malah melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang menjadi larangannya yaitu, menggandeng ulama untuk meraih suara umat agar terpilih kembali menjadi penguasa di periode berikutnya dalam menjalankannya pemerintahananya sekaligus kebijakan politiknya. Lha ini kan aneh tapi nyata.

Peribahasa, buruk muka cermin dibelah inilah yang pantas disematkan kepada penguasa kita saat ini. Karena makna yang terkandung dari peribahasa ini yakni penguasa yang menyalahkan keadaannya yang buruk pada yang lain, padahal kesalahan penguasa sendirilah yang menyebabkan keadaan negeri ini kacau. Penguasa tidak mau mengakui kesalahan dan kelemahan sendiri. []

Wijiati
Ibu Rumah Tangga, Tinggal di Depok

Artikel Terkait

Back to top button