Geruduk Kedubes AS, MOI Kecam Veto Amerika Tolak Gencatan Senjata
Jakarta (SI Online) – Sejumlah massa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam (MOI) menggelar aksi bela Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).
Dalam aksi itu, MOI membawa sejumlah tuntutan yang disampaikan. Berikut tuntutan aksi tersebut:
1. Mengultimatum dan mengecam Amerika atas penggunaan vetonya dalam resolusi gencatan senjata
2. Mengajak negara-negara Islam, terutama yang tergabung di dalam OKI, menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan PBB berkolaborasi dengan pemerintah Mesir memberikan pengawalan pada organisasi dan kelompok kemanusiaan memasuki Gaza dan melindungi pengungsi Gaza, utamanya di Rafah
3. Mengajak dan mendesak Mesir dan Yordania bersama membuka pintu perbatasan utara dan terutama perbatasan Rafah secara permanen
4. Mengajak dan mendesak Mesir membebaskan dan memberikan akses selebar-lebarnya atas segala bentuk bantuan kemanusiaan untuk memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah dan lainnya
5. Memberikan akses dan perizinan seluas-luasnya kepada seluruh aktivis organisasi kelompok kemanusiaan memasuki Gaza dalam misi kemanusiaan melalui Mesir sebagai jalur satu-satunya menuju pengungsian Rafah.
6. Segera menghancurkan dan meratakan kembali tembok-tembok kawat berduri penghalang perbatasan Mesir dan Gaza
7. Atas rasa kemanusiaan dan persaudaraan Islam, bersama Mesir memberikan lahan khusus tempat pengungsian rakyat Gaza yang kini selalu dihantui bombardir dan bencana kemanusiaan
8. Meminta ulama-ulama Mesir bersama ulama-ulama dunia atas nama persaudaraan Islam dan muslimin bersama pemerintah Mesir memberikan akses seluas-luasnya pada organisasi kelompok kemanusiaan dan negara-negara Islam dalam memberikan bantuan kemanusiaan Gaza
9. Menyerukan kepada organisasi negara-negara Islam (OKI) dan negara-negara di bawah naungan PBB serta pemerintah Indonesia memberikan support maksimal kepada Mesir membuka perbatasan Rafah secara permanen sebelum awal Ramadan 1445 H ini.
red: adhila