NASIONAL

Habib Rizieq Ungkap Bahaya Perang Terminologi

Jakarta (SI Online) – Imam Besar Habib Muhammad Rizieq Syihab mengatakan bahwa saat ini sedang terjadi perang terminologi atau perang istilah.

“Saat ini sedang terjadi perang istilah, kalau anda lihat di medsos (media sosial) kalau yang Islam disebut kadrun, yang nyerang Islam disebut cebong, itu lagi perang istilah,” kata Habib Rizieq dikutip Suara Islam, Selasa (15/11/2022) melalui tayangan di Islamic Brotherhood TV.

Namun, kata Habib Rizieq, kalau istilah kadrun cebong itu hanya ejek-ejekan saja. Sebetulnya perang istilah tidak hanya sampai disitu, ada perang istilah yang serius.

“Sekarang ini ada istilah, kalau orang bicara apa adanya tentang syariat Islam disebut radikalisme, ekstremisme dan seterusnya. Sementara kalau yang bicaranya melanggar dari syariat, bahkan memang sudah melanggar, tapi karena penyampaiannya santun lembut langsung sebut wasathiyah,” ungkapnya.

Habib Rizieq menegaskan bahwa sebetulnya yang Wasathiyah itu Ahlussunnah wal Jamaah, hal itu sejak Ahlussunnah wal Jamaah ini ada dari 15 abad yang lalu.

Ia menjelaskan bahwa prinsip Ahlussunnah itu sudah Inshaf (adil dan pertengahan dalam bersikap), Ahlussunnah itu sudah Al-I’tidal (tegak lurus, tidak condong ke kanan atau kiri), Ahlussunnah itu Tawazun (menyeimbangkan aspek dalam kehidupan), Ahlussunnah itu Tasamuh (berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf).

“Sejarah membuktikan, lalu kenapa justru sekarang Aahlussunnahnya disebut radikal, intoleran atau ekstrem. Justru istilah-istilah tadi direbut oleh mereka,” jelas Habib Rizieq.

“Jadi sebetulnya yang Washatiyah itu Ahlusunnah selama ini. Ahlussunnah itu sudah dari dulu sampai sekarang tidak pernah mengizinkan pengikutnya untuk mengkafir-kafirkan mazhab di luar Ahlussunnah, selama kekafirannya belum jelas dan terang, tidak boleh kita sembarangan mengkafirkan orang,” tegasnya.

Habib Rizieq mengatakan, perang istilah ini dilakukan melalui media sosial. “Mereka menciptakan istilah-istilah bagus untuk mereka, sementara istilah yang jelek buat kita (umat Islam),” ungkapnya.

Dan perang istilah ini terjadi di seluruh sektor, bukan hanya di bidang agama. Ia mencontohkan istilah illegal logging buat para pencuri kayu.

“Sebetulnya illegal logging itu maling kayu, coba kalau di TV disebut maling kayu, malu gak? kenapa tidak ditulis maling kayu saja,” tuturnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button