INTERNASIONAL

Habis Sebut Orang Kaya Sialan, Kini Bekas Menhan Afghanistan Minta Interpol Tahan Ashraf Ghani

Kabul (SI Online) – Bekas Menteri Pertahanan (Menhan) pemerintah Afghanistan yang terguling, Bismillah Khan Mohammadi, meminta Interpol untuk menahan mantan presiden Ashraf Ghani. Mohammadi bahkan menuduh mantan presiden itu “menjual” Tanah Air-nya.

“Mereka yang memperdagangkan dan menjual tanah air harus ditangkap dan dihukum,” cuit Mohammadi, menyertai postingannya dengan tagar #InterpolArrest_Ghani seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (18/8/2021).

Ini untuk kedua kalinya Mohammadi secara terbuka menuduh mantan presiden Afghanistan melakukan korupsi.

Pada hari Ahad, hari yang sama ketika dia dan pejabat pemerintah lainnya melarikan diri dari negara itu, Mohammadi menuduh bahwa pemerintah tidak mengizinkan militer untuk melakukan tugasnya.

“Mereka mengikat tangan kami di belakang punggung kami dan menjual tanah air; sialan orang kaya dan gengnya,” tulisnya.

Baca juga: Ashraf Ghani Kabur, Menhan Afghanistan: Orang Kaya Sialan

Mohammadi tidak menjelaskan lebih lanjut terkait cuitannya tersebut.

Tuduhan itu muncul setelah keruntuhan dramatis pemerintah Afghanistan setelah pengambilalihan Kabul pada hari Ahad, mengakhiri 19 tahun lebih pemerintahan pro- Amerika Serikat (AS) di negara Asia Barat yang dilanda perang itu.

Pada hari Senin, juru bicara dari Kedutaan Besar Rusia di Afghanistan, Nikita Ishenko, mengungkapkan kepada Sputnik bahwa Presiden Ghani melarikan diri dari Kabul dengan mobil dan helikopter penuh uang.

Lokasi Ghani saat ini tidak diketahui. Namun, sebuah sumber yang berbicara kepada situs berita Afghanistan, Kabul News, mengklaim dia sekarang menetap di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab (UEA).

Sumber Bandara Kabul sebelumnya mengatakan kepada media India bahwa Mohammadi sendiri juga telah melarikan diri ke UEA, meskipun laporan ini juga belum diverifikasi.

Mohammadi menjabat sebagai tokoh kunci dalam pemerintahan Afghanistan pro-AS berturut-turut sejak awal 2000-an. Dia diangkat sebagai kepala staf Tentara Nasional Afghanistan pada tahun 2002, dan pada tahun 2010 dipindahkan untuk bertugas sebagai Menteri Dalam Negeri. Dia menjadi Menteri Pertahanan pada Juni 2021, hanya beberapa bulan sebelum runtuhnya pemerintahan Ghani.

Pada awal Agustus, rumah Mohammadi di Kabul diserang oleh pejuang Taliban, yang meledakkan sebuah kendaraan di dekat kompleks dan memasuki fasilitas untuk mencarinya, yang menyebabkan baku tembak empat jam dengan pasukan rezim.

Pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan NATO hancur kurang dari dua minggu setelah Taliban mulai menekan pusat-pusat kota besar, dengan militer Afghanistan dan pasukan keamanan secara misterius mencair, menyerahkan sebagian besar kota tanpa perlawanan, sebelum serangan hari Ahad di Kabul. []

Artikel Terkait

Back to top button