NUIM HIDAYAT

Hasan al Bana, Sayid Qutb, Maududi, An Nabhani dan Al Attas

Pertanyaannya siapa yang memberi informasi/ilmu kepada manusia yang pertama? Jawabannya adalah Tuhan, Allah SWT. Renungkan firman Allah berikut ini,

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (ilmu) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”

Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS al Baqarah 30-32)

Di kitab Haditsus Tsulatsa misalnya ia membahas tentang kebangkitan negara. Negara bisa bangkit bila pemikiran pada bangsa itu juga bangkit. Negara boleh jadi kaya, tapi pemikirannya tidak bangkit. Seperti Negara Saudi dan Brunei. Amerika adalah negara yang bangkit menjadi maju. Tapi sayangnya kebangkitannya salah, karena landasannya bukan al Quran/Islam. Landasannya hanya akal dan nafsu manusia semata. Karena jangan heran pemimpin-pemimpin negara Amerika pintar, tapi jahat. Renungkalan bagaimana industri militer dibangun hanya untuk membunuh jutaan orang atau menaklukkan bangsa lain. Maka jangan heran banyak rakyat Amerika sendiri yang benci kepada pemimpin negaranya atau mantan pemimpin negaranya.

Rasulullah berhasil membangkitkan pemikiran bangsa Arab saat itu sebelum terbentuknya Negara Madinah. Negara Madinah meskipun kecil, adalah bibit terbentuknya Khilafah Islam yang mendunia beberapa tahun kemudian.

Di kitab Nidham Islam, Taqiyudin juga menuliskan hal yang menarik. Menurutnya umat Islam itu harus memimpin manusia bukan memimpin dengan militer (seperti Barat sekarang). Umat Islam itu harus memimpin dengan pemikirannya. Ia menulis bab khusus Kepemimpinan Berfikir dalam Islam.

Sebagaimana sunnatullah perjuangan Islam, banyak aktivis Hizbut Tahrir yang dipenjara dan dihukum mati di beberapa negara. Di negara-negara maju, Hizbut Tahrir dibiarkan tumbuh karena mereka tahu pasti bahwa Hizbut Tahrir mengharamkan kekerasan dalam perjuangannya. Dan bukankah itu sesuai dengan jiwa demokrasi? ‘Demokrasi’ ditumbuhkan oleh para pendirinya, untuk mencari pemikiran yang terbaik untuk manusia.

Syed Muhammad Naquib al Attas (1931-sekarang)

Ia adalah ilmuwan Islam ternama. Sebagaimana Qutb, ia juga merasakan kehidupan Barat. Ia memahami bahwa untuk menang melawan Barat tidak bisa menggunakan jalur politik dan militer, tapi jalur pendidikan.

Politik seringkali memecah belah umat manusia. Mereka yang berbeda partai politik, biasanya saling benci. Kebencian atau kecintan seringkali tidak lagi menggunakan akal sehat, tapi karena dikungkung dalam kelompok/partai.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button