NUIM HIDAYAT

Hasan al Bana, Sayid Qutb, Maududi, An Nabhani dan Al Attas

Bila umat Islam meletakkan ukhuwah basyariyah dan ukhuwah wathaniyah di atas Ukhuwah Islamiyah, maka umat Islam tidak akan menang. Umat Islam akan dipecahbelah oleh tokoh-tokoh kafir. Meski jumlahnya mayoritas, tapi terpecah belah akan kalah oleh minoritas yang bersatu. Dan ini terjadi di negeri kita dan ‘di dunia Islam’.

“Betapa banyak golongan yang kecil mengalahkan golongan yang besar besar, dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS al Baqarah 249)

Sepuluh, Tsiqah, Tepercaya. Kader dakwah bisa diandalkan untuk mengerjakan tugas-tugas dakwah. Baik yang ringan maupun berat. Ia mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan ikhlash. Keberhasilannya dalam menjalankan tugas itu, maka ia akan diberikan tugas lainnya yang lebih berat dan lebih berat lagi. Akhirnya ia dijuluki orang yang tsiqah atau ‘al amin’, orang yang dipercaya.

Rasulullah adalah orang yang tepercaya sejak muda. Lihatlah bagaimana ‘Akal cerdik’ Rasulullah ketika muda menyatukan para tokoh kabilah Makkah dalam peletakan batu Hajar Aswad di Ka’bah. Dengan memegang kain di ujungnya ini –batu Hajar Aswad diletakkan di tengah kain—para tokoh Arab itu puas dengan strategi Rasulullah itu.

Tapi kini nasib Hajar Aswad merana. Kezaliman, dorong kiri kanan terjadi untuk mencium Hajar Aswad. Harusnya pengurus haji di Makkah melakukan undian siapa yang bisa mencium Hajar Aswad dan menetapkan waktunya, agar tidak terjadi kezaliman di depan Ka’bah.

Dunia Arab memang penuh kezaliman –terutama para pemimpinnya—sehinga dunia Arab yang dulu hebat, berates tahun kemudian menjadi hina. Peradabannya mundur, pemikirannya mandek dan senang berperang satu sama lain. Mirip seperti yang terjadi, sebelum Rasulullah saw diutus.

Sayid Qutb (1906-1966)

Ia adalah laki-laki yang hebat. Meskipun banyak sejarawan/intelektual Barat dan tokoh islam sendiri yang mencoba menenggelamkannya, tapi sinar kehebatannya tidak bisa ditutupi.

Seorang intelektual dan seorang mujahid yang melanjutkan visi dan misi Hasan al Bana. Seorang ulama besar yang melanjutkan misi para Nabi. Memberikan pencerahan ilmu kepada umat, ‘merapikan shaf gerakan Ikhwanul Muslimin’, dan tabah menghadapi berbagai ujian dalam perjuangan.

Tidak banyak cendekiawan yang seperti Sayid Qutb. Pernah menimba ilmu di negara superpower, hafal Al-Qur’an sejak kecil, menguasai ilmu-ilmu Keislaman sejak muda, mengalami siksaan penguasa yang zalim di penjara, mengalami perjuangan revolusi di negaranya dan mengalami nikmatnya kehidupan berjamaah di ‘organisasi Islam terbesar di dunia’ Ikhwanul Muslimin.

Cendekiawan Barat mencaci Sayid Qutb sebagai tokoh fundamentalis, tokoh ekstrimis dan perintis ideologi terorisme. Sebagian tokoh Islam menyebut Sayid Qutb menghina sahabat, banyak salah dalam tafsirnya dan lain-lain. Sebagian aktivis ingin meniru Sayid Qutb yang dihukum gantung, dengan melakukan aksi-aksi terorisme, bom bunuh diri atau aksi-aksi kekerasan di negaranya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button