RESONANSI

Islam Akrab dengan Radikalisme: Facts or Hoax?

Kedua sumber tersebut menyatakan tentang kemampuan unik yang dimiliki oleh manusia dan membedakannya dengan makhluk ciptaan lainnya, yaitu kemampuan untuk berpikir. Berpikir secara kritis dan mendalam sangat diperlukan dalam kehidupan bersosial di mana kemampuan tersebut digunakan untuk menyaring informasi, menganalisis masalah, dan juga mengambil kesimpulan atau keputusan.

Namun, meskipun Islam menganjurkan untuk berpikir secara kritis dan mendalam saat menanggapi suatu hal, Islam sangat menentang sesuatu yang bersifat berlebihan apalagi menjurus ke kekerasan baik dalam hal sosial, ekonomi, maupun agama. Sikap ataupun pemahaman radikalisme dalam Islam sering kali dibenarkan oleh individu ataupun kelompok tertentu dengan dalih menegakkan hukum Allah ataupun memurnikan kembali ajaran Islam di wilayah tertentu.

Aspirasi-aspirasi tersebut sering kali berujung pada kekerasan yang membuat munculnya aksi-aksi yang disebut dengan terorisme. Padahal Allah SWT dengan jelas mencela segala bentuk sesuatu yang berlebihan, terlebih dalam hal beragama, seperti yang ternukil dalam Surat Al-Maidah ayat 77, Allah SWT berfirman:

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوٓا۟ أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا۟ مِن قَبْلُ
وَأَضَلُّوا۟ كَثِيرًا وَضَلُّوا۟ عَن سَوَآءِ ٱلسَّبِيلِ

“Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”.

Selain itu Allah SWT juga berfirman di Surat Al-A’raf ayat 31:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَ
تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Dalam Surat Al-A’raf ayat 33, Allah juga melarang tindakan kekerasan tanpa alasan yang bisa diterima. Allah berfirman:

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ
بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى
اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan Hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu tahu”.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button