SAKINAH

Islam Solusi Atasi Rapuhnya Ketahanan Keluarga

Keluarga adalah pilar mendasar lahirnya generasi berkualitas untuk membangun bangsa. Kerapuhan keluarga berdampak pada kualitas generasi dan masyarakat. Namun sayang, keluarga saat ini menghadapi tantangan cukup berat dan memprihatinkan. Alih-alih menjadi tempat terbaik membentuk generasi tangguh justru kondisi keluarga saat ini rapuh.

Rapuhnya keluarga saat ini ditandai dengan tren perceraian di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Termasuk di kabupaten Cirebon, sepanjang tahun 2019 ada 8.609 pengajuan perkara perceraian. Dan penyebab utama adalah faktor ekonomi dengan gugat cerai dari pihak istri. Bahkan perceraian menjadi salah satu krisis keluarga yang tertuang dalam RUU Ketahanan Keluarga.

Kemiskinan memang kerap menjadi biang ketidakharmonisan keluarga. Impitan ekonomi banyak menjadi pangkal percekcokan hingga perceraian. Terlebih saat pandemi covid-19, jumlah kemiskinan dan angka pengangguran meningkat. Diperkirakan adanya pandemi covid-19 menyebabkan bertambahnya jutaan pengangguran dan penduduk miskin.

Kondisi ini berdampak pada kenaikan jumlah perceraian di Kota Cirebon. Jika dirata-ratakan, di bulan Juni 2020 ini, setiap hari ada lima warga Kota Cirebon bercerai. Perceraian, didominasi oleh pasangan antara usia 35 sampai 45 tahun dengan pemicu terbanyak, faktor ekonomi (jabarpublisher.com, 11/6/2020).

Kemiskinan yang mendera sebagian rakyat negeri ini bukan karena negeri ini miskin. Sebaliknya negeri ini kaya raya. Pangkal penyebab kemiskinan tidak lain adalah sistem ekonomi kapitalisme-liberal yang diterapkan di negeri ini. Dalam sistem ekonomi ini, siapa yang kuat dialah yang menang.

Akibat dari sistem kapitalisme ekonomi kapitalis, kekayaan terkonsentrasi pada sebagian kecil orang. Pertumbuhan ekonomi pun hanya menyentuh masyarakat menengah dan atas. Ditambah lagi pengurusan rakyat dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat yang tidak dipenuhi secara sempurna oleh negara.

Perceraian meski dibolehkan dalam Islam, namun merupakan hal yang dibenci oleh Allah SWT. Perbuatan ini justru disenangi iblis. Perceraian memberikan dampak buruk yang besar bagi kehidupan manusia. Betapa banyak anak yang terlantar, tidak merasakan pendidikan yang layak, gara-gara broken home, maraknya kenakalan remaja, pergaulan bebas, dan narkoba.

Setiap keluarga muslim tentu mendambakan keluarga yang harmonis, sakinah, mawadah Warahmah. Untuk mewujudkan ketahanan keluarga dan suasana yang harmonis membutuhkan kerja sama dari setiap anggota keluarga, masyarakat, bahkan negara.

Agama menjadi fondasi penting untuk mewujudkan ketahanan keluarga. Islam sebagai agama yang sempurna memiliki solusi atas berbagai problematik hidup manusia termasuk persoalan rumah tangga. Dengan syariat Islam, setiap persoalan yang dihadapi keluarga hendaknya dapat menjadikannya semakin kuat dan tangguh hingga dapat melahirkan generasi Rabbani.

Peran penting negara sebagai pengurus rakyat, berkewajiban menjamin kebutuhan pokok seluruh rakyat dan memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan bagi para suami dan pencari nafkah. Agar problem ekonomi yang acap kali muncul sebagai problem utama rumah tangga tidak terulang kembali. Tentunya jika tata kelola negeri ini semata diperuntukkan bagi kemaslahatan umat dengan menerapkan Islam secara kaffah.

Titis Afri Rahayu
(Ibu dan Pendidik Generasi, Cirebon)

Artikel Terkait

Back to top button