Jangan Sibuk Dunia Lupa Akhirat
Semua urusan dunia bisa dibuat jelas, usaha tanpa batas tanpa kenal lelah membuat semua urusan akan menjadi jelas. Jelasnya urusan dunia yang seharusnya bisa menjadi ladang untuk beramal sholih, namun kebanyakan dilalaikan.
Sibuk menumpuk harta, kenikmatan berhasil diraih seolah ini sudah final dalam kehidupan, Allah Ta’ala telah ridho dengan apa yang diperbuat, begitulah angan-angan prasangka mereka dan akhirat berkeyakinan sudah pasti selamat.
Allah Ta’ala, berfirman:
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ لَهِىَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 64)
Allah Ta’ala menghendaki agar orang bertakwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati akan dijalani manusia. Sedangkan terhadap dunia, Allah Ta’ala menghendaki orang bertakwa agar berlaku proporsional saja dan tidak terlampau ngoyo dalam meraih keberhasilannya. Sebab kehidupan dunia ini Allah Ta’ala gambarkan sebagai tempat dimana orang sekedar bermain-main dan bersenda-gurau.
Tapi di dalam zaman penuh fitnah ini tidak sedikit saudara muslim yang kita saksikan bertingkah dan berpacu merebut dunia laksana kaum kafir. Allah memang menggambarkan bahwa kaum yang tidak beriman sangat peduli dan faham akan sisi material kehidupan dunia ini. Namun mereka lalai dan tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai kehidupan akhirat.
Allah Ta’ala, berfirman:
يَعْلَمُونَ ظٰهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْأَاخِرَةِ هُمْ غٰفِلُونَ
“Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.” (QS. Ar-Rum 30: Ayat 7)
Saat manusia berada di alam akhirat barulah ia akan menyadari betapa sejatinya kehidupan di sana. Kesenangannya hakiki dan penderitaannya sejati. Surga bukanlah khayalan dan sekedar dongeng orang-orang tua di masa lalu. Begitu pula dengan neraka, ia bukan suatu mitos atau sekedar cerita-cerita orang dahulu kala. Surga dan neraka adalah perkara hakiki. Lalu, sudahkah kita berusaha untuk memperjelas status kita di akhirat? Apa hanya menanti sebuah penyesalan yang abadi?
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia