Jokowi di Ambang Kekalahan?
Membalikkan situasi
Apakah Jokowi dan pendukungnya bisa membalikkan situasi dalam waktu yang tersisa? Bila melihat militansi pendukungnya agaknya sangat sulit. Jokowi juga tidak bisa mengandalkan dukungan parpol pendukungnya.
Parpol pendukung Jokowi mulai dilanda perpecahan dan saling serang. PDIP dan Golkar terlibat ribut-ribut dengan PSI, PPP juga terlibat perang mulut dengan PKB.
Selain konflik internal, parpol pendukung juga fokus menyelamatkan elektabiltas masing-masing. Beberapa partai seperti PSI, Perindo, dan PPP diprediksi tidak akan lolos parliamentary threshold. Boro-boro berpikir mendongkrak elektabilitas Jokowi. Mereka fokus menyelamatkan diri masing-masing.
Jokowi juga sangat sulit berharap bisa mengandalkan mesin birokrasi dan lembaga kepolisian, seperti yang selama ini dicurigai. Eksperimen yang dilakukan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terbukti gagal.
Ahad (17/3) Ganjar menggelar Apel Kebangsaan di alun-alun Simpang Lima, Semarang. Dengan menggunakan APBD Rp 18 miliar, dia memerintahkan para kepala daerah untuk mengerahkan massa. Sejumlah artis top ibukota termasuk Group Band Slank dihadirkan. Namun acara dukungan kepada Jokowi berkedok apel kebangsaan itu gagal.
Polisi juga menunda/menghentikan kegiatan Millenial Safety Road Festival di berbagai kota, dengan alasan menjaga kondusivitas pemilu. Sebelumnya ajang ini dicurigai merupakan kampanye terselubung bagi Jokowi.
Kapolri sejak Jumat (22/3) mengeluarkan surat edaran netralitas Polri dalam setiap tahapan pemilu. “Dilarang berfoto atau selfie di medsos dengan gaya mengacungkan jari telunjuk, jari jempol, maupun jari membentuk huruf V yang berpotensi digunakan oleh pihak tertentu untuk menuding keberpihakan atau ketidaknetralan Polri,” tulis surat tersebut.
Anggota Polri juga dilarang untuk menghadiri, menjadi pembicara atau narasumber pada kegiatan deklarasi, rapat, kampanye, pertemuan politik, kecuali melaksanakan pengamanan yang didasari oleh surat perintah tugas.
Personel juga diminta untuk menghindari tindakan kontra produktif dan tetap menjaga kepercayaan masyarakat kepada Polri dalam menjaga dan mengawal berlangsungnya Pemilu 2019 yang aman, sejuk, dan sukses.
“Hindari pelanggaran anggota sekecil apapun yang dapat berdampak pada penurunan citra Polri. Tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan anggota di lapangan,” demikian instruksi Kapolri.
Kombinasi lemahnya militansi pendukung, kocar-kacirnya parpol pengusung, tidak efektifnya birokrasi pemerintah sebagai mesin pemenangan, dan ditegaskannya Polri menjadi lembaga yang netral, semakin mempesempit ruang gerak Jokowi.
Semua itu merupakan tanda-tanda yang sangat kuat, bahwa Jokowi diambang kekalahan. end.
Hersubeno Arief
sumber: hersubenoarief.com